Penerapan Model Problem-Based Learning dengan Pendekatan STEM untuk Melatih Self-Regulated Learning dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Jember
Abstract
Era abad 21 adalah era perkembangan teknologi dan informasi yang begitu
pesat dan menjadikan paradigma pembelajaran berpusat pada siswa, artinya siswa
lebih aktif daripada guru. Pendidik harus membimbing siswa untuk dapat belajar
secara mandiri agar tercapainya self-regulated learning (SRL). SRL adalah
kemampuan siswa untuk mengatur dan mengendalikan diri sendiri untuk kebutuhan
belajarnya terutama bila menghadapi tugas. Salah satu faktor yang dapat
memengaruhi keberhasilan pendidikan adalah pelaksanaan pembelajaran yang
beradaptasi dengan perkembangan zaman. Problem-based learning dengan
pendekatan STEM merupakan model pembelajaran yang memiliki esensi berupa
penyuguhan berbagai permasalahan autentik dan bermakna kepada siswa dengan
memadukan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika sebagai sarana untuk
melakukan investigasi dan penyelidikan. Materi fisika yang perlu menggunakan
model ini adalah energi terbarukan, melalui materi ini siswa diarahkan untuk
mengajukan gagasan dan menerapkan solusi dari permasalahan energi terbarukan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode
survey, dimana fokus penelitian adalah untuk menganalisis kemampuan SRL dan
hasil belajar fisika siswa. Data penelitian diperoleh melalui angket, post-test,
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Seluruh data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif melalui hasil angket dan hasil post-test.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan SRL dan hasil belajar fisika
siswa didominasi kategori tinggi. Terdapat enam indikator SRL yang meliputi
ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri, berperilaku
disiplin, memiliki tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan
melakukan kontrol diri. Pada indikator ketidaktergantungan terhadap orang lain
memiliki kategori tinggi, siswa mampu merancang kegiatan belajarnya sendiri
sesuai dengan keperluan dan tujuan yang bersangkutan dengan baik. Indikator
memiliki kepercayaan diri juga terkategori tinggi, artinya siswa memiliki
kepercayaan diri yang baik, merasa siap apabila ditunjuk, dan memiliki rasa ingin
tahu yang lebih. Pada indikator berperilaku disiplin siswa berkategori tinggi, hal
ini disimpulkan bahwa siswa memiliki pengendalian diri yang baik sehingga siswa
mampu merancang kegiatan belajarnya dengan jadwal yang tertata. Kemudian pada
indikator memiliki rasa tanggung jawab berkategori sangat tinggi, hal tersebut
dibuktikan dengan siswa yang bertanggung jawab dengan pembagian tugas dalam
penyelesaian tugasnya terlaksana dengan sangat baik. Selanjutnya indikator
berperilaku atas inisiatif sendiri memiliki kategori tinggi, hal ini disimpulkan bahwa
siswa memiliki kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang bear
dengan arahan. Indikator terakhir adalah melakukan kontrol diri yang juga
terkategori tinggi, karena siswa memiliki pengamatan dan pengendalian diri sendiri
terhadap kegiatan belajarnya dengan baik.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan SRL dalam
penerapan PBL-STEM berada pada kategori tinggi dan sama halnya dengan hasil
belajar fisika siswa dalam penerapan PBL-STEM berada pada kategori tinggi. Hal
tersebut dikarenakan penerapan PBL-STEM yang menyajikan permasalahan
tentang fenomena energi terbarukan dapat melatih SRL siswa, sehingga siswa
mampu mengatur gaya belajarnya secara individu maupun berkelompok dan
melatih pemahaman materi sehingga siswa mampu memahami dan turut serta
menerapkan solusi dengan mengajukan gagasan, saran, dan pendapatnya sesuai
konteks permasalahan di lingkungan sekitar. Penelitian ini masih dapat
dikembangkan kembali untuk mendalami permasalahan-permasalahan terkait
energi yang akan terus menerus bersinggungan.