Rasionalitas Pemasaran Kuliner Tradisional di Pasar Sorpring Desa Ngadi Kabupaten Kediri
Abstract
Makanan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Berbagai olahan
makanan telah banyak diciptakan oleh individu dengan inovasi baik di cita rasa,
penampilan, kesehatan, serta kualitas dari makanan tersebut. Pengolahan
makanan menjadi bagian penting dari terciptanya makanan dengan kualitas yang
baik. Hal ini telah terjadi lama, bahkan sejak nenek moyang. Pada jaman
sekarang, banyak media yang menampilkan acara atau kegiatan kuliner. Banyak
masyarakat yang mulai menggemari kegiatan kuliner, dimana mereka mencoba
makanan-makanan yang mereka ingin rasakan. Banyak masyarakat yang membuat
konten tentang kuliner. Mereka bahkan rela mencoba kuliner yang ada pada satu
daerah yang jauh dari tempat tinggal mereka. Mereka akan melakukan review
terhadap kuliner yang mereka coba. Mereka mencoba menampilkan dan
mengekspresikan rasa dari kuliner tersebut. Kuliner yang mereka coba mulai dari
kuliner tradisional hingga modern. Pada Pasar Sorpring, kuliner yang disajikan
merupakan makanan tradisional. Banyak menu yang dihidangkan merupakan
olahan makanan yang telah diwariskan dari nenek moyang.
Penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Subjek pada penelitian ini adalah pendiri Pasar Sorpring, pengelola serta panitia
Pasar Sorpring, dan pedagang di Pasar Sorpring. Teori yang digunakan peneliti
pada penelitian kali ini adalah teori rasionalitas. Teori ini digunakan untuk
menganalisis rasionalitas pemasaran kuliner tradisional yang terjadi di Pasar
Sorpring. Peneliti menganilisis mengumpulkan data dengan menggunakan Teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan oleh peneliti
dalam penentuan informan adalah Purposive sampling, diana peneliti telah
memilih informan yang dirasa memiliki data untuk penelitian ini. Pada analisis
data peneliti mereduksi data hingga berhasil mengelompakan data dan teknik
keabsahan data yang digunakan peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat rasionalitas instrumental
pada pendirian Pasar Sorpring dikarenakan Pak Basuki selaku Kepala desa
mendirikan Pasar Sorpring dengan pemikiran dan pertimbangan secara sadar
untuk membantu meningkatkan pendapatan warga desa ngadi. Rasionalitas
instrumental juga ditemukan pada pemilihan waktu operasional Pasar Sorpring
yang hanya buka pada hari minggu dengan tujuan tidak ingin merubah pola
kehidupan warga yang memiliki pekerjaan di sector lain. Pada pelayanan Pasar
Sorpring juga ditemukan rasionalitas instrumental dimana penggunaan kios,
pakaian adat, serta event budaya merupakan cara untuk menarik pelanggan.
Rasionalitas instrumental juga terdapat pada pemilihan lahan. Pak Basuki merasa
adanya lahan yang tidak produktif serta pendirian lokasi pasar yang dianggap
berbeda karena dibawah rimbunya pohon bambu. Untuk pemasaran pada sorpring
menggunakan rasioalitas instrumental dan tradisional. Panitia mempertimbangkan
penggunaan media sosial sebagai media pemasaran karena di anggap memiliki
kecepatan penyebaran informasi, namun panitia juga masih mengandalkan
penyebaran informasi dari mulut ke mulut sebagai pemasaranya. Pada penyajian
kuliner peneliti menggunakan rasionalitas nilai dan tradisional. Pemanfaatn nilai
sosial dengan menggunakan potensi local desa dimana warga memiliki
kemampuan mengolah kuliner tradisonal sebagai nilai budaya serta kebiasaan
yang diturunkan secara turun temurun dalam mengolah kuliner tradisional.