Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pekerjaan Pembuatan Jalan Hotmix pada Proyek Peningkatan Jalan Senduro–Ranupane Kabupaten Lumajang Menggunakan Metode HIRARC
Abstract
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN HOTMIX PADA PROYEK
PENINGKATAN JALAN SENDURO-RANUPANE KABUPATEN
LUMAJANG MENGGUNAKAN METODE HIRARC; Ika Ajeng Nurlaili,
191910301109; 2022; 82 halaman; Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Jember.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan segala kondisi dan
elemen yang dapat berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja
dan orang yang berada di lingkungan kerja. K3 juga diatur dalan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja (International
Labour Organization, 2018). Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 05/PRT/M/2014 pada Bab 1 Pasal 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
Jalan merupakan sarana untuk mobilisasi. Akses jalan diperlukan di segala
penjuru guna memudahkan penduduk untuk memenuhi kebutuhannya. Pada
beberapa kasus, banyak jalan yang rusak sehingga menghambat mobilisasi. Salah
satu kasus jalan yang rusak adalah jalan dari Senduro–Ranupane Kabupaten
Lumajang. Jalan arah Senduro–Ranupane telah diadakan peningkatan guna
memperbaiki jalan tersebut oleh pihak PU Binamarga Kabupaten Lumajang.
Proyek ini akan membuat jalan Hotmix di Senduro–Ranupane.
Tahap dari penelitian ini terdiri dari identifikasi risiko yang terjadi ppada
pekerjaan pembuatan jalan hotmix, analisis risiko yang terjadi, dan pengendalian
risiko dominan. Hasil dari identifikasi risiko didapatkan bahwa terdapat 65 variabel
dari 8 macam item pekerjaan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 27 variabel
valid dan terdiri dari Low Risk dan Negligible Risk. Pada variabel Low Risk, dicari
variabel yang paling dominan dan didapatkan hasil 5 variabel dominan yaitu risiko
alat mengalami kerusakan, cuaca ekstrim, anggota tubuh tergores peralatan, risiko
terkait dengan lalu lintas di jalan, dan material jatuh dari alat berat saat pemindahan.
Proses pencarian variabel yang dominan menggunakan diagram Pareto.
Meskipun risiko-risiko yang terjadi pada Proyek Jalan Senduro-Ranupane
tergolong pada golongan Low Risk, tetap harus dilakukan pengendalian risiko.
Pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan cara dilakukan wawancara
terlebih dahulu. Setelah dilakukan wawancara tentang penilaian risiko, selanjutnya
dilakukan pengendalian risiko sesuai dengan hirarki pengendalian bahaya menurut
OHSAS 18001:2007. Pada hirarki pengendalian bahaya menurut OHSAS, terdapat
5 macam pengendalian. Pengendalian bahaya menurut OHSAS pada Proyek Jalan
Senduro-Ranupane yang paling tepat yaitu administrative control dan Personal
Protective Equipment (PPE).
Pada administrative control perlu adanya kontrol terhadap peralatan,
diadakan pelatihan pada pekerja yang memiliki kemampuan kurang, sistem yang
aman, operator alat berat yang memiliki surat ijin operator, checklist pada cuaca
dan keamanan alat sebagai media monitoring, dan tanda-tanda peringatan adanya
pekerjaan jalan untuk para pengguna jalan.Selanjutnya, pada Personal Protective
Equipment atau disebut juga Alat Pelindung Diri (APD) juga dapat diterapkan
kepada seluruh pekerja yang mengerjakan pekerjaan proyek tersebut seperti
masker, alat pelindung wajah, sarung tangan, sepatu khusus, dan lain sebagainya.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]