Kajian Sumber Daya Manusia dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2023
Abstract
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) diharapkan dapat
terlaksana dan dapat membantu kinerja Puskesmas, hal ini tertuang dalam kebijakan
yang diberikan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas, dimana
pemerintah mewajibkan setiap Puskesmas untuk menjalankan SIMPUS. Dinas
Kesehatan Kabupaten Kediri menargetkan capaian penggunaan SIMPUS oleh
seluruh Puskesmas di Kabupaten Kediri pada tahun 2022 adalah sebesar 50%,
namun terdapat beberapa Puskesmas yang belum dapat mencapai target tersebut.
Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu merupakan beberapa Puskesmas yang
belum memenuhi target capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dimana
capaian penggunaan SIMPUS yang dapat dicapai adalah 0,4% dan 1,6%.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa terdapat permasalahan yaitu rendahnya
capaian penggunaan SIMPUS di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengkaji bagaimana sumber daya manusia dalam implementasi SIMPUS
berdasarkan pengetahuan sumber daya manusia di Puskesmas, pelatihan yang
didapatkan oleh sumber daya manusia, dan pembagian kerja yang didapat oleh
sumber daya manusia di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel yang diteliti dalam
penelitiam ini yaitu pengetahuan sumber daya manusia terhadap SIMPUS,
pelatihan SIMPUS yang didapatkan oleh sumber daya manusia, dan pembagian
kerja terkait SIMPUS yang didapatkan oleh sumber daya manusia. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu bersama 4 responden dari
masing-masing Puskesmas. Pemilihan responden tersebut menggunakan metode
purposive sampling dimana responden yang dipilih adalah responden yang menggunakan dan menjalankan SIMPUS di Puskesmas. Pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara bersama informan dengan
menggunakan panduan wawancara yang telah disusun sebelumnya, selain itu pada
penelitian ini juga dilakukan observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan sumber daya manusia
terhadap SIMPUS di Puskesmas Badas tergolong baik karena sumber daya manusia
telah mengetahui pentingnya menggunakan SIMPUS, sumber daya manusia di
Puskesmas Badas juga telah menggunakan SIMPUS dalam keseluruhan kegiatan di
Puskesmas, selain itu Puskesmas Badas mampu menganalisis permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan SIMPUS dan mampu untuk mengatasinya.
Pengetahuan sumber daya manusia terhadap SIMPUS di Puskesmas Puncu masih
belum baik karena SIMPUS belum digunakan 100%. Sumber daya manusia di
Puskesmas Puncu memilih menggunakan SIMPUS lama karena sudah terbiasa,
selain itu masih banyak hal-hal yang menghambat berjalannya SIMPUS di
Puskesmas Puncu yang belum diketahui secara pasti penyebabnya sehingga belum
menemukan solusi untuk permasalahan tersebut. Pelatihan yang berkaitan dengan
SIMPUS telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Pelatihan ini juga
diikuti oleh sebagian sumber daya manusia dari Puskesmas Badas dan Puskesmas
Puncu. Pelatihan yang diikuti memberikan manfaat dan mempermudah sumber
daya manusia dalam implementasi SIMPUS, selama pelatihan dilaksanakan tidak
terdapat hambatan yang berarti, namun ketika pelatihan telah dilaksanakan dan
harus di implementasikan di Puskesmas terdapat hambatan yang tidak diberikan
ketika pelatihan. Pada pembagian kerja di Puskesmas Badas telah sesuai dan
keseluruhan sumber daya manusia dapat menerima dan menjalankannya sedangkan
pada Puskesmas Puncu masih terdapat rasa keberatan karena harus menggunakan
SIMPUS lama dan SIMPUS baru, anggapan bahwa SIMPUS bukan tanggung
jawab meraka, dan kesulitan menggunakan SIMPUS yang membuat penumpukan
pasien di pelayanan.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah bahwa tingkat
pengetahuan di Puskesmas Badas lebih baik dari Puskesmas Puncu Pelatihan
SIMPUS telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dan diikuti oleh sebagain besar sumber daya manusia dari Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu,
masih terdapat hambatan dalam menerapkan hasil pelatihan yang diberikan.
Pembagian kerja di Puskesmas Badas telah sesuai sedangkan di Puskesmas Puncu
masih belum sesuai.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini bagi Puskesmas Badas
adalah dapat mempertahankan komitmen yang sudah dibangun untuk terus
melaksanakan SIMPUS, kemudian bagi Puskesmas Puncu diharapkan dapat
membangun komitmen bersama agar pelaksanaan SIMPUS dapat terlaksana, hal
ini dapat dilaksanakan dengan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas sumber
daya manusia melalui pelatihan. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
diharapkan dapat memberikan pelatihan yang berkelanjutan serta memperbaiki
sistem yang seringkali mengalami gangguan sehingga SIMPUS dapat terlaksana si
seluruh Puskesmas.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]