Show simple item record

dc.contributor.authorSEPTAMAYANTI, Crisna Haniva
dc.date.accessioned2023-10-03T08:49:36Z
dc.date.available2023-10-03T08:49:36Z
dc.date.issued2023-07-11
dc.identifier.nim192110101158en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118120
dc.description.abstractSistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) diharapkan dapat terlaksana dan dapat membantu kinerja Puskesmas, hal ini tertuang dalam kebijakan yang diberikan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas, dimana pemerintah mewajibkan setiap Puskesmas untuk menjalankan SIMPUS. Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menargetkan capaian penggunaan SIMPUS oleh seluruh Puskesmas di Kabupaten Kediri pada tahun 2022 adalah sebesar 50%, namun terdapat beberapa Puskesmas yang belum dapat mencapai target tersebut. Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu merupakan beberapa Puskesmas yang belum memenuhi target capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dimana capaian penggunaan SIMPUS yang dapat dicapai adalah 0,4% dan 1,6%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa terdapat permasalahan yaitu rendahnya capaian penggunaan SIMPUS di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji bagaimana sumber daya manusia dalam implementasi SIMPUS berdasarkan pengetahuan sumber daya manusia di Puskesmas, pelatihan yang didapatkan oleh sumber daya manusia, dan pembagian kerja yang didapat oleh sumber daya manusia di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel yang diteliti dalam penelitiam ini yaitu pengetahuan sumber daya manusia terhadap SIMPUS, pelatihan SIMPUS yang didapatkan oleh sumber daya manusia, dan pembagian kerja terkait SIMPUS yang didapatkan oleh sumber daya manusia. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu bersama 4 responden dari masing-masing Puskesmas. Pemilihan responden tersebut menggunakan metode purposive sampling dimana responden yang dipilih adalah responden yang menggunakan dan menjalankan SIMPUS di Puskesmas. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara bersama informan dengan menggunakan panduan wawancara yang telah disusun sebelumnya, selain itu pada penelitian ini juga dilakukan observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan sumber daya manusia terhadap SIMPUS di Puskesmas Badas tergolong baik karena sumber daya manusia telah mengetahui pentingnya menggunakan SIMPUS, sumber daya manusia di Puskesmas Badas juga telah menggunakan SIMPUS dalam keseluruhan kegiatan di Puskesmas, selain itu Puskesmas Badas mampu menganalisis permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan SIMPUS dan mampu untuk mengatasinya. Pengetahuan sumber daya manusia terhadap SIMPUS di Puskesmas Puncu masih belum baik karena SIMPUS belum digunakan 100%. Sumber daya manusia di Puskesmas Puncu memilih menggunakan SIMPUS lama karena sudah terbiasa, selain itu masih banyak hal-hal yang menghambat berjalannya SIMPUS di Puskesmas Puncu yang belum diketahui secara pasti penyebabnya sehingga belum menemukan solusi untuk permasalahan tersebut. Pelatihan yang berkaitan dengan SIMPUS telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Pelatihan ini juga diikuti oleh sebagian sumber daya manusia dari Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu. Pelatihan yang diikuti memberikan manfaat dan mempermudah sumber daya manusia dalam implementasi SIMPUS, selama pelatihan dilaksanakan tidak terdapat hambatan yang berarti, namun ketika pelatihan telah dilaksanakan dan harus di implementasikan di Puskesmas terdapat hambatan yang tidak diberikan ketika pelatihan. Pada pembagian kerja di Puskesmas Badas telah sesuai dan keseluruhan sumber daya manusia dapat menerima dan menjalankannya sedangkan pada Puskesmas Puncu masih terdapat rasa keberatan karena harus menggunakan SIMPUS lama dan SIMPUS baru, anggapan bahwa SIMPUS bukan tanggung jawab meraka, dan kesulitan menggunakan SIMPUS yang membuat penumpukan pasien di pelayanan. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah bahwa tingkat pengetahuan di Puskesmas Badas lebih baik dari Puskesmas Puncu Pelatihan SIMPUS telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dan diikuti oleh sebagain besar sumber daya manusia dari Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu, masih terdapat hambatan dalam menerapkan hasil pelatihan yang diberikan. Pembagian kerja di Puskesmas Badas telah sesuai sedangkan di Puskesmas Puncu masih belum sesuai. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini bagi Puskesmas Badas adalah dapat mempertahankan komitmen yang sudah dibangun untuk terus melaksanakan SIMPUS, kemudian bagi Puskesmas Puncu diharapkan dapat membangun komitmen bersama agar pelaksanaan SIMPUS dapat terlaksana, hal ini dapat dilaksanakan dengan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri diharapkan dapat memberikan pelatihan yang berkelanjutan serta memperbaiki sistem yang seringkali mengalami gangguan sehingga SIMPUS dapat terlaksana si seluruh Puskesmas.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama: Yennike Tri Herawati, S.KM.,M.Kesen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectSumber Daya Manusiaen_US
dc.subjectImplementasi Sistem Informasi Manajemenen_US
dc.subjectPuskesmas Badasen_US
dc.titleKajian Sumber Daya Manusia dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Puskesmas Badas dan Puskesmas Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2023en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Yennike Tri Herawati, S.KM., M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Yennike Tri Herawati, S.KM., M.Kesen_US
dc.identifier.validatorKacung- 22 Agustus 2023en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2023_10_tanggal 03en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record