History of Marketing Communication of Cinema Production in the Exhibition Industry in Jember
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendokumentasikan sejarah komunikasi produk
sinema untuk kepentingan pengarsipan sejarah perfilman di kota Jember.
Di samping itu juga bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
latar belakang persoalan yang mengakibatkan industri bioskop di Jember
mengalami penutupan operasionalisasi, sehingga dapat diketahui
problematika yang dihadapi oleh industri eksebisi lokal di Jember. Selain
untuk mengetahui sejarah perkembangan bioskop di kota Jember.
Penelitian ini memfokuskan pada kajian pendokumentasian artefak dari
proses komunikasi produksi sinema di Kota Jember. Sebelum hadirnya
industrialisasi eksebisi perfilman yang didominasi oleh Grup Cinema 21
maupun bioskop modern berkonsep Cineplex seperti saat ini bahwa kota
Jember pernah memiliki beberapa gedung bioskop lokal sebagai ruang
publik untuk dapat mengkomunikasikan produk film kepada penonton
sebagai pemenuhan kebutuhan hiburan masyarakat Jember. Akan tetapi,
pada tahun 1990-an beberapa gedung bioskop kini tinggal sejarah saja.
Keberadaan gedung bioskop sudah hilang dari peredaran industri
perfilman di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dan metode sejarah atau historis. Hasil
penelitian berupa temuan tentang fakta sejarah dan persoalan-persoalan
yang melatarbelakangi sehingga industri bioskop lokal di Jember
mengalami penutupan operasional dan tidak berbekas lagi, sehingga
diperlukan pendokumentasian sejarah dan kepentingan historiografi atau
penulisan sejarah perkembangan bioskop lokal di Jember. Ada beberapa
faktor yang diindikasikan menjadi penyebab tutupnya bioksop-bioskop
di Jember, yaitu antara lain: (1) Masyarakat Jember sudah mengalami
kebosanan dengan film-film panas yang sering diputar di gedung
bioskop, (2) Munculnya saluran-saluran TV swasta pada tahun 1990an,
(3) Mudahnya mendapatkan VCD film bajakan dan menjamurnya VCD
Player di rumah-rumah warga, (4) Menurunnya kualitas film Indonesia,
dan (5) Mudahnya masyarakat mendapatkan film-film baru di warnet
(warung internet) sebelum hadir era media sosial seperti youtube.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]