Perbedaan Kualitas Kimia Madu Apis Mellifera Kopi (Coffea arabica L.) dan Kesambi (Schleichera oleosa) serta Pemanfaatannya sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Madu merupakan cairan alami yang umumnya diproduksi oleh lebah madu
dari nektar tanaman yang memiliki warna, aroma serta rasa yang berbeda-beda,
tergantung pada jenis tanaman yang banyak tumbuh di sekitar peternakan lebah
madu. Madu berkualitas merupakan madu yang memiliki standar kualitas sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia. Kualitas
madu dapat ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu berdasarkan warna
madu, aroma madu dan pH. Selain itu kualitas madu dapat dilihat dari beberapa uji
kualitas madu seperti uji kadar air, gula total, keasaman dan enzim diastase. Data
Badan Pusat Statistik 2016, menyebutkan bahwa jumlah produksi madu di
Indonesia yaitu berkisar antara 52-540 ton/tahun dalam dalam rentang waktu dari
tahun 2011-2015. Kebutuhan madu orang Indonesia mencapai 15.000 ton-150.000
ton per tahun. Kopi Arabika merupakan tanaman dengan bunga yang mulai
bermekaran pada bulan September, yaitu pada saat memasuki musim hujan. Kopi
arabika memiliki tingkat keasaman tinggi. Madu kopi memiliki kadar total
flavonoid dan aktivitas antioksidan dengan korelasi positif dan kuat. Kesambi
merupakan tanaman hutan yang berfungsi sebagai tanaman obat untuk berberapa
penyakit. Madu kesambi berwarna gelap karena mengandung lebih banyak
komponen fenolik. Senyawa ini dapat menyebabkan reaksi metabolisme bakteri.
Selain itu pada madu kesambi juga mengandung senyawa flavonoid yang positif,
yang mempengaruhi kemampuan madu kesambi dalam menghambat pertumbuhan
dan membunuh bakteri. Buku ilmiah populer merupakan buku dengan materi di
dalamnya berdasarkan fakta dan disajikan secara objektif. Penggunaan bahasa di
dalam buku ilmiah popular ini bersifat komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat umum
Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Riset dan pengujian kualitas madu
dilakukan di Laboratoium Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Jember, Jember, Jawa Timur. Tahap penelitian diawali dengan analisis polen yang
terdapat pada madu dengan metode ekstraksi dan asetolisis. Tahap selanjutnya yaitu
meneliti kualitas kimia yang terdiri dari kadar air, keasaman, kadar gula pereduksi,
sukrosa dan aktivitas enzim diastase. Hasil data yang diperoleh akan dianalisis dan
dibandingkan dengan SNI 8664-2018.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu kopi memiliki kadar keasaman
rata-rata 46,56 ml NaOH sedangkan madu kesambi memiliki kadar keasaman ratarata 44,1 ml NaOH. Kadar air pada madu kopi memiliki rata-rata 23% b/b
sedangkan kadar air madu kesambi memiliki rata-rata 21,5% b/b. Kadar gula
pereduksi pada madu kopi memiliki rata-rata 74,46% sedangkan kadar gula
pereduksi madu kesambi memiliki rata-rata 76,3%. Kadar sukrosa pada madu kopi
memiliki rata-rata 2,4% sedangkan kadar sukrosa madu kesambi memiliki rata-rata
3,41%. Berdasarkan hasil uji kualitas kimia, madu yang memiliki kualitas lebih baik
dan mendekati standar SNI yaitu madu kesambi. Berdasarkan uji statistik anova
pada taraf kepercayaan 5% terdapat perbedaan secara signifikan kualitas kimia
madu dengan parameter yang digunakan. Jenis madu juga memiliki interaksi
dengan parameter (keasaman, kadar gula pereduksi, sukrosa) yang digunakan dalam
penelitian. Hasil uji kevalidan buku ilmiah yang didapatkan adalah dengan kategori
sangat valid dan direkomendasikan sebagai salah satu media informasi.