Analisis Protein dan Daya Terima Cookies Biji Nangka dengan Penambahan Tepung Ikan Gabus
Abstract
Gizi kurang adalah salah satu masalah gizi di Indonesia yang disebabkan oleh
kurangnya konsumsi makanan atau energi protein dalam jangka waktu tertentu,
sehingga dapat dikatakan status gizi balita tergantung pada konsumsi makanan
sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan zat gizi balita dapat diatasi dengan melakukan
pemberian makanan tambahan berupa cookies. Cookies salah satu jenis kue kering
manis yang bahan baku pembuatannya terbuat dari tepung terigu. Upaya untuk
mengurangi ketergantungan tepung terigu yaitu dengan memanfaatkan potensi lokal
seperti biji nangka. Biji nangka merupakan bahan yang sering terbuang dan memiliki
keunggulan pada kandungan protein, kalsium, zat besi. Upaya meningkatkan
keragaman kandungan gizi cookies biji nangka serta meningkatkan konsumsi ikan
sebagai sumber protein, maka dilakukan inovasi dengan penambahan ikan gabus
yang merupakan sumber protein hewani yang lengkap dan bermutu tinggi. Tujuan
Penelitian ini adalah menganalisis kadar protein dan daya terima cookies biji nangka
dengan penambahan tepung ikan gabus sebesar 5%, 10%, dan 15%.
Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimental dengan menggunakan
rancangan Postest-Only Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari 25
siswa SDN Lenteng Timur 1 Kabupaten Sumenep. Data hasil uji kadar protein
dianalisis menggunakan One-Way ANOVA. Data hasil uji daya terima menggunakan
non parametric Friedman Test, jika signifikan dilanjutkan dengan Wilcoxon Signed
Rank Test. Data hasil uji kadar protein berdasarkan One-Way ANOVA menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penambahan tepung ikan gabus
dengan proporsi 5%, 10%, dan 15% dengan nilai p value sebesar 0,000. Rata-rata
kadar protein meningkat terlihat pada perlakuan (X0, X1, X2, dan X3) secara berturut turut adalah 7,54 %; 8,38%; 9,12%; dan 9,79%. Semakin besar proporsi penambahan
tepung ikan gabus pada cookies biji nangka maka kadar protein cookies biji nangka
semakin meningkat dikarenakan tepung ikan gabus memiliki kandungan protein
yang tinggi. Hasil uji daya terima dengan uji Friedman menunjukkan bahwa p value
x
≤ α (0,05) artinya penambahan tepung ikan gabus berbeda signifikan terhadap daya
terima rasa dan aroma, sedangkan daya terima warna dan tekstur p value > α (0,05)
yang artinya penambahan tepung ikan gabus tidak berbeda signifikan. Kadar protein
dalam 1 biji cookies biji nangka (20 gram) dapat memenuhi 6,70% - 11,17% Angka
Kecukupan Gizi (AKG) protein selingan yang dianjurkan pada balita usia 6 bulan
hingga 6 tahun. Rekomendasi konsumsi untuk usia 6 bulan – 3 tahun sebanyak 1 biji
per selingan dan usia 4-6 tahun sebanyak 1-2 biji per selingan untuk mencukupi
kebutuhan protein.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]