Analisis Kelayakan Finansial Penjualan Biji Kopi Robusta Asalan Metode Fermentasi Menggunakan Kefir di CV. Asmak Kopi

Abstract

Kopi robusta merupakan jenis kopi yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia dengan produksi sebesar 465.614 ton. Jumlah produksi kopi robusta tersebut dihasilkan oleh perkebunan rakyat (94,7%) dan perkebunan negara (5,3%) (Dirjenbun, 2016). Umumnya kopi robusta diolah menggunakan cara kering tanpa dilakukan proses fermentasi seperti pada pengolahan cara basah. Kopi robusta yang diolah tanpa perlakuan fermentasi memiliki aroma, rasa, keasaman yang lebih rendah dibandingkan dengan kopi Arabika. Berdasarkan hal tersebut, upaya perbaikan mutu biji kopi robusta asalan dapat dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fermentasi pada saat proses pengolahan dengan menggunakan Kefir. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2018), semakin lama fermentasi semakin banyak senyawa volatil yang teridentifikasi yaitu sebanyak 23 senyawa dari yang awalnya hanya 17 senyawa sehingga nilai aroma meningkat dan munculnya atribut aroma yang lebih banyak. Peningkatan mutu kopi robusta asalan tentu akan meningkatkan nilai jual dari kopi tersebut, akan tetapi proses pengolahan yang lebih kompleks juga dapat meningkatkan biaya produksi yang lebih tinggi. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada tingkat kelayakan finansial suatu usaha yang dijalankan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa kelayakan finansial kopi robusta asalan yang dilakukan fermentasi dengan menggunakan Kefir. Penelitian dilakukan dengan metode mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pelaku bisnis CV. Asmak Kopi meliputi data tenaga kerja, biaya produksi, jenis produksi, dan harga kopi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian bersumber berbagai instansi pemerintah, dari berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survey dan sebagainya. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang dianalisa untuk mengetahui kelayakan secara finansial seperti NPV, IRR, Payback Period (PP), Net B/C Rasio, BEP, serta ROI. Analisis kuantitatif ini disajikan dalam bentuk tabulasi yang mengelompokkan dan mengklasifikasikan data agar mempermudah dalam melakukan analisis data. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan kalkulator dan komputer program Microsoft Excel. Selain itu untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek. Berdasarkan hasil penelitian, usaha perbaikan mutu biji kopi robusta asalan dengan fermentasi kefir di CV. Asmak Kopi layak dilakukan. Hal ini didukung dengan adanya hasil uji kelayakan finansial yang menunjukkan nilai IRR 82,88%; B/C Rasio 3,08; Gross B/C 1,8; NPV positif; serta payback period lebih singkat dari umur produksi. Pada analisa sensitivitas juga menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan baku hingga 50% tidak berdampak signifikan dan usaha masih layak dilakukan. Akan tetapi, penurunan harga jual 20% memiliki dampak yang cukup signifikan, sehingga produk yang dijual tidak boleh mengalami penurunan harga lebih dari 20%. Pada tingkat penurunan harga 30%, usaha tersebut tidak layak dijalankan karena akan menyebabkan kerugian.