Motivasi Petani dalam Memanfaatkan Tyto Alba sebagai Pengendali Hama Tikus Melalui Penerapan Rumah Burung Hantu di Desa Wringinrejo
Abstract
“Motivasi Petani dalam Memanfaatkan Tyto Alba Sebagai Pengendali
Hama Tikus Melalui Penerapan Rumah Burung Hantu di Desa
Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi”; Ach.
Robith Hidayat; 181510901029; Program Studi Penyuluhan Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
Pertanian berkelanjutan menjadi salah satu pedoman perubahan gerakan
pertanian yang lebih mementingkan fungsi secara jangka panjang.
Pengendalian hama tikus secara terpadu menjadi salah satu bentuk
implementasi dari konsep pertanian berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah
pemanfaatan Tyto alba sebagai musuh alami tikus melalui penerapan Rubuha.
Namun demikian tidak semua petani menerapkan Rubuha dalam pengendalian
hama tikus. Oleh karena itulah penelitian tentang motivasi petani dalam
memanfaatkan Tyto Alba sebagai pengendali hama tikus perlu dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengukur tingkat motivasi petani
dalam memanfaatkan Tyto alba sebagai pengendali hama tikus melalui
pengembangan Rubuha dan 2) mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi petani dalam mengembangkan Rubuha. Lokasi
penelitian ditentukan secara sengaja di Desa Wringinrejo, Kecamatan
Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ditentukan dengan rumus slovin, yaitu
sebanyak 67 sampel dan dilanjutkan dengan metode proporsional acak
sederhana. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis statistik
melalui likert summated rating dengan tabulasi skor untuk mengukur tingkat
motivasi petani dan metode analisis regresi linier berganda untuk menganalisis
faktor yang mempengaruhi motivasi petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat motivasi petani Desa
Wringinrejo dalam mengembangkan Rubuha sebagai pengendali hama tikus
pada tanaman padi secara keseluruhan tergolong tinggi dengan rincian: 56,71%
motivasi tinggi dan 43,29% motivasi sedang. Pengukuran tingkat motivasi
viii
dilakukan dengan tabulasi skor melalui tiga indikator, yaitu indikator harapan
(expectancy), indikator pertautan (instrumentality) dan indikator valensi
(valence); 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani secara
signifikan yaitu: tingkat pendidikan, pendapatan, frekuensi mengikuti
penyuluhan dan sifat inovasi. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh secara
signifikan yaitu umur, pengalaman berusahatani dan luas lahan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]