Analisis Faktor-faktor Psikososial yang Mempengaruhi Perilaku Perawatan Kaki pada Penderita Diabetes Tipe 2 di Kabupaten Jember
Abstract
Diabetes adalah penyakit kronis yang sangat tergantung pada perubahan
perilaku dan gaya hidup terutama perawatan pada kaki. Penderita diabetes melitus
sangat beresiko terhadap kejadian luka kaki, pada umumnya kronis dan sulit untuk
disembuhkan. Salah satu komplikasi yang sering terjadi dan paling ditakuti oleh
penderita diabetes melitus tipe 2 adalah komplikasi kaki diabetik yang
berkembang sering berujung pada amputasi. Ketidakpatuhan terhadap perilaku
dan gaya hidup seperti kurang merawat diri terutama kaki pada penderita diabetes
melitus dipengaruhi oleh faktor psikososial. Lima faktor psikososial yang
mempengaruhi perilaku perawatan kaki diabetes adalah pengetahuan, koping,
distres diabetes, persepsi dukungan keluarga dan persepsi dukungan perawat.
Pengetahuan perawatan kaki diabetes berperan penting agar tidak terjadi kaki
diabetik seperti gangren. Pengetahuan perawatan kaki yang tidak memadai
menyebabkan kondisi penderita diabetes yang buruk. Orang dengan diabetes
menunjukkan strategi koping negatif dan mengakibatkan peningkatan diabetes
fatalisme (persepsi keputusasaan dan ketidakberdayaan) dan penurunan tingkat
perilaku perawatan diri seperti perawatan kaki diabetes. Kepatuhan perawta kaki
dipengaruhi tingkat pengetahuan keluarga karena keluarga dengan tingkat
pengetahuan tinggi maka semakin tinggi kepatuhan dalam menjaga perawatan
kaki. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor psikososial yang
mempengaruhi perilaku perawatan kaki diabetes pada penderita diabetes melitus
tipe 2 di Kabupaten Jember.
Metode penelian ini adalah metode kuantitatif dengan desain
observasional analitik dan cross-sectional. Tehnik sampling yang digunakan yaitu
multistage randomOsampling dan diperoleh 138 reponden. Tempat penelitian ini
ada disepuluh puskesmas di Kabupaten Jember. Peneliti menggunakan sumber
data primer dan sekunder. Terdapat enam instrumen dalam penelitian ini yaitu
SKILLDSn(Spoken Knowledge in Low Literacy ipatients with Diabetes Scale, the
coping scale, DDSp(Diabetes Distress Scale), HDFSSp(The HensarlingpDiabetes
Family Support Scale), kuesioner persepsi peran perawat dalam pengelolaan
mandiri diabetes melitus tipe 2 dan Nottingham Assesment of Fungtional Footcare
(NAFF). Analisa data menggunakan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis
regresi linier berganda (multiple linier regression) digunakan untuk mengola data
yang diperoleh yang harus lolos dari uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan dari 138 reponden sebagian besar berusia
56-65 tahun (lansia akhir) sebanyak 67 responden (48,5%), berjenis kelamin
perempuan sebanyak 89 responden (64,4%), berpendidikan dasar sebanyak 54
responden (39,1%) dan yang berpendapatan kurang dari UMR sebanyak 83
reponden (60,1%). Pada variabel pengetahuan sebagian besar berpengetahuan
sedang sebanyak 63 responden (45,6%), memiliki mekanisme koping sedang
sebanyak 93 reponden (67,3%), mengalami distres yang tinggi sebanyak 52
responden (37,6%), memiliki persepsi dukungan keluarga yang sedang sebanyak
74 responden (53,6%), memiliki persepsi dukungan perawat yang sedang
sebanyak 88 responden (63,7%). Kemudian sebagian besar memiliki tingkat
kepatuhan perilaku perawatan kaki sedang sebanyak 87 responden (63,0%). Dari
analisis regresi linier berganda terdapat satu variabel bebas yang memiliki nilai p
value kurang dari 0,05 yaitu pengetahuan (p=0,035), artinya bahwa pengetahuan
mempengaruhi perilaku perawatan kaki penderita diabetes melitustipe 2 di
Kabupaten Jember.
Penderita diabetes melitus dengan atau tanpa komplikasi beresiko
mengalami diabetes berpengetahuan kurang yang pada akhirnya menghambat
mereka dalam melakukan manajemen diri yaitu melakukan perawatan pada kaki.
Dengan adanya pengetahuan yang tinggi pada penderita diabetes melitus tipe 2
maka akan menjadikan kualitas hidup penderita lebih baik lagi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi
perilaku perawatan kaki penderita dabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Jember.
Diharapkan perawat dapat mencegah terjadinya pengetahuan rendah dengan cara
memberi informasi yang lebih sehingga dapat meningkatkan kepeduliannya
sebagai bentuk dukungan terhadap penderita sehingga perilaku perawaatn kaki
dapat dilaksanakan lebih optimal.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]