Pengaruh Penambahan Trace Elements terhadap Aktivitas Enzim dan Ketahanan Faktor Lingkungan pada Bacillus spp. sebagai Agens Antagonis Patogen Cercorspora oryzae
Abstract
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan bernilai tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, utamanya di Indonesia. Tanaman padi
dalam proses budidayanya tidak lepas dari permasalahan OPT yaitu serangan
penyakit bercak daun (Cercospora oryzae). Gejala penyakit bercak daun yaitu
banyak bercak coklat kecil dalam satu helai daun dan berwarna coklat tua dengan
tepi berwarna coklat muda, yang memanjang sejajar dengan tulang daun.
Pengendalian alternatif penyakit bercak daun (C. oryzae) adalah menggunakan
bakteri agens antagonis yang berasal dari filosfer tanaman kedelai yaitu Bacillus
siamensis ST4 dan Bacillus amyloliquefaciens LB2. Pertumbuhan bakteri
membutuhkan nutrisi yang cukup agar metabolisme berjalan secara optimal
sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan bakteri
berupa makronutrisi dan mikronutrisi. Makronutrisi merupakan nutrisi yang
dibutuhkan bakteri dalam jumlah yang banyak, seperti nitrogen. Mikronutrisi atau
trace elements merupakan nutrisi yang esensial bagi bakteri, seperti mangan (Mn)
dan tembaga (Cu) yang dibutuhkan oleh bakteri akan tetapi hanya dalam jumlah
yang sedikit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
trace elements Cu dan Mn terhadap karakteristik morfologi B.siamensis ST4 dan
B. amyloliquefaciens LB2, peningkatan daya hambat B. siamensis ST4 dan B.
amyloliquefaciens LB2 terhadap C. oryzae, pengaruh terhadap aktivitas enzim dan
faktor lingkungan B. siamensis ST4 dan B.amyloliquefaciens LB2. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Jember. Penelitian ini dilakukan dengan penambahan trace elements Cu dan Mn. pada uji gram, uji hipersensitif, perubahan morfologi bakteri, uji antagonisme
strain B.siamensis ST4 dan B. amyloliquefaciens LB2 terhadap C.oryzae, uji
patogenesitas C.oryzae, uji enzim amilase, uji enzim protease, uji enzim katalase,
uji pertumbuhan suhu 15oC, 25oC, 35oC dan 70oC, uji pertumbuhan pH 6, 7, dan
8, uji pertumbuhan NaCl 0% dan 7%, uji ketahanan terhadap antibiotik ampicilin
100 ppm dan tetracyclin 0,01 ppm.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan Cu 20 ppm dan Mn 45 ppm
pada B. siamensis ST4 menyebabkan permukaan koloni kasar, Mn 40 ppm
menyebabkan kasar dan tebal. Penambahan Cu 20 ppm menunjukkan peningkatan
daya hambat tertinggi sebesar 26,03% pada B. siamensis ST4 dan B.
amyloliquefaciens LB2 sebesar 28,69%. Penambahan Cu dan Mn tidak
mempengaruhi enzim katalase pada B. siamensis ST4 dan B. amyloliquefaciens
LB2. Pada B. siamensis ST4 penambahan Cu dan Mn semua konsentrasi
meningkatkan enzim amilase dan tertinggi Mn 45 ppm sebesar 82,8±1,224%,
enzim protease meningkat pada penambahan Cu 20 ppm dan peningkatan terbaik
pada Mn 40 ppm sebesar 50±1,224%. Pada B. amyloliquefaciens LB2
penambahan Cu dan Mn, kecuali Mn 40 ppm meningkatkan enzim amilase dan
tertinggi dengan penambahan Cu 25 ppm sebesar 25±0,707 %, aktivitas protease
meningkat dengan penambahan Mn 40 dan Mn 45 ppm dengan peningkatan
tertinggi 60±1% pada penambahan Mn 45 ppm. Pada B. siamensis ST4
penambahan Cu 20 ppm meningkatkan ketahanan pada suhu 15˚C, Cu 25 ppm
pada suhu 15˚C dan 70˚C, serta Mn 45 ppm pada suhu 70˚C. Penambahan Cu dan
Mn semua konsentrasi meningkatkan daya tahan B. amyloliquefaciens LB2 pada
suhu 15˚C dan 70˚C.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]