dc.description.abstract | Karakteristik Kopi Robusta Argopuro Dengan Metode Pengolahan Honey
Process dan Penambahan Nanas (Studi Kasus Rumah Kopi Banjarsengon);
Mas Anang Fuad Rifa’i, 181710301031; 67 halaman; Program Studi Teknologi
Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Kopi merupakan tanaman perkebunan yang banyak ditanam di Indonesia.
Kopi menjadi salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia karena
memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.
Beberapa jenis kopi yang banyak tumbuh di Indonesia yaitu kopi arabika, kopi
robusta, dan kopi liberika. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah
penghasil kopi robusta terbaik di Jawa Timur. Kopi robusta secara umum memiliki
profil citarasa yang pahit dibandingkan dengan kopi lainnya. Kopi robusta kurang
diminati karena kandungan asam organik yang tinggi dan rasa yang lebih pahit
daripada kopi arabika. Rendahnya nilai yang dihasilkan dari kopi robusta
dibandingkan dengan kopi arabika menyebabkan kopi robusta dipandang sebelah
mata. Upaya untuk meningkatkan minat konsumen terhadap kopi robusta dengan
mengolah kopi robusta menjadi kopi fine robusta. Bubur nanas memiliki kandungan
enzim bromelin mampu memecah senyawa protein dan gel sehingga dapat
menurunkan kadar kafein pada kopi. Bubur buah nanas selain dapat menurunkan
kadar kafein, dapat juga menambah citarasa kopi karena mengandung gula dan
asam yang bisa mempengaruhi produk yang dicampurkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu fisik kopi
robusta argopuro honey process fermentasi nanas dan mengetahui pengaruh
penambahan konsentrasi bubur nanas terhadap uji hedonik kopi robusta argopuro
honey process. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan
faktor tunggal pada 3 perlakuan menggunakan konsentrasi bubur buah nanas (30%,
50%, dan 80%) dengan 3 kali pengulangan. Tahapan penelitian ini terdiri dari
pembuatan bubur buah nanas, pengolahan kopi robusta argopuro honey process
penambahan nanas, dan analisis parameter. Parameter yang digunakan yaitu uji
mutu fisik (uji adanya serangga hidup, uji bau, uji cacat biji, uji ukuran biji, dan uji kadar air) dan uji hedonik (aroma, warna, sweetness, acidity, fruity, bitter, body,
aftertaste, balance, overall).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya serangga hidup dan
munculnya bau kapang atau busuk pada kopi greenbean. Hasil pengujian cacat biji
menunjukkan nilai cacat yaitu 9,5 dengan kategori mutu 1 yaitu jumlah nilai cacat
maksimum 11. Uji ukuran biiji menghasilkan penggolongan ukuran biji besar pada
biji kopi greenbean. Uji kadar air menghasilkan nilai tertinggi 9,97 pada
konsentrasi 80% dan terendah 9,33 pada konsentrasi 0%. Uji hedonik aroma, warna,
sweetness, acidity, fruity, bitter, body, aftertaste, balance, dan, overall
menghasilkan nilai tertinggi berturut-turut yaitu 3,46 pada konsentrasi 0%; 3,56
pada konsentrasi 50%; 3,09 pada konsentrasi 80%; 3,22 pada konsentrasi 80%. 3,06
pada konsentrasi 80%; 3,24 pada konsentrasi 50%; 3,20 pada konsentrasi 80%; 3,38
pada konsentrasi 30%, 3,34 pada konsentrasi 80%; dan 3,47 pada konsentrasi 80%.
Pada hasil uji mutu fisik kopi greenbean telah sesuai dengan standar SNI 01-
2907-2008. Berdasarkan analisis hasil uji hedonik diketahui bahwa panelis
menyukai aroma kopi tanpa penambahan nanas (konsentrasi 0%), menyukai
aftertaste dari seduhan kopi fermentasi nanas 30%, menyukai warna dan bitter
seduhan kopi fermentasi nanas 50%, dan menyukai sweetness; acidity; fruity; body;
balance; serta overall seduhan kopi fermentasi nanas 80%. Seduhan kopi robusta
Argopuro honey process dengan penambahan bubur buah nanas konsentrasi 80%
menghasilkan nilai hedonik paling tinggi. | en_US |