Penambahan Rhizopus Oligosporus pada Limbah Kulit Buah Kopi dalam Meningkatkan Kualitas Nutrisi Pakan Ternak Domba
Abstract
Pakan jika ditinjau dari kuantitas dan kualitas nutrisi adalah aspek penting yang berpengaruh dalam pertumbuhan serta kelangsungan hidup ternak. Harga pakan yang sangat tinggi mengakibatkan biaya produksi meningkat sehingga diperlukan pakan alternatif. Bahan pakan dari limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan adalah fermentasi kulit buah kopi. Limbah kulit kopi yang telah difermentasi dilakukan penjemuran guna menghentikan pertumbuhan kapang Rhizopus Oligosporus. Kualitas nutrisi setiap variabel yang diamati pada penelitian ini menggunakan analisis proksimat adalah kadar air, kadar serat kasar, kadar abu, kadar lemak dan kadar protein kasar yang terdapat pada limbah kulit kopi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat fermentasi limbah kulit buah kopi dengan menggunakan kapang Rhizopus Oligosporus, yang diperoleh dari penambahan ragi tempe guna meningkatkan kualitas nutrisi dari limbah kulit buah kopi sebagai pakan substitusi, guna menurunkan persentase kandungan serat kasar dan peningkatan kandungan protein kasar sehingga dapat dijadikan sebagai inovasi dan bioteknologi bahan pakan alternatif untuk ternak.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan pakan subsitusi limbah buah kulit kopi fermentasi dan 3 ulangan sebagai kelompok lama fermentasi. Untuk perlakuan terdiri dari A1 = 0% (Dosis kapang rhizopus oligosporus) A2 = 3% (Dosis kapang rhizopus oligosporus), A3 = 5% (Dosis kapang rhizopus oligosporus). Kelompok pada penelitian ini berdasarkan lama fermentasi dari limbah buah kulit kopi yang terdiri dari B1 = 6 hari, B2 = 12 hari dan B3 = 18 hari.
Penelitian ini dilaksanakan di CV Gumukmas Multifarm dan Laboratorium Biosain Politeknik Negeri Jember. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah kulit buah kopi, air cucian beras, gula aren, EM4, mineral, dan ragi tempe
x
(Rhizopus oligosporus.). Alat yang digunakan adalah mesin pencampur, pH meter, mouisture meter, plastik. Setiap bahan dicampur menggunakan mesin pencampur pakan, dilakukan pengecekan kandungan air pada limbah kulit kopi sekitar 16%. Limbah kulit kopi dimasukkan kedalam plastik dengan kondisi kedap udara dan diletakkan pada tempat yang teduh dan tidak lembab.
Hasil fermentasi limbah kulit kopi menggunakan kapang Rhizopus oligosporus dengan dosis yang digunakan adalah 0%, 3%, dan 5% serta lama waktu fermentasi selama 6 hari, 12 hari, 18 hari menunjukkan perbedaan yang signifikan atau berpengaruh nyata pada proses penurunan kandungan serat kasar dan penurunan kandungan anti nutrisi serta peningkatan kandungan protein. Perlakuan terbaik peningkatan kandungan protein terdapat pada perlakuan dosis kapang Rhizopus Oligosporus 3% pada lama waktu fermentasi 12 hari yang diperoleh dari proses kapang memecah serat kasar menjadi senyawa sederhana serta kandungan protein yang terdapat pada kapang Rhizopus oligosporus mencapai 50%. Terdapat penurunan kandungan protein kasar pada lama fermentasi 18 hari dikarenakan kurangnya kandungan nutrisi sehingga dengan berkurangnya kandungan nutrisi maka aktifitas dari mikroorganisme jadi berkurang pada limbah kulit kopi fermentasi.
Perlu adanya perhatian selama proses fermentasi limbah kulit kopi menggunakan kapang Rhizopus oligosporus pada limbah kulit kopi. Penjemuran limbah kulit kopi fermentasi dilakukan secara maksimal, sesuai dengan syarat penyimpanan bahan pakan dengan kadar air 13%. Kadar air yang lebih dari 15% dapat menimbulkan tumbuhnya jamur atau kapang lain yang memiliki sifat beracun (toxic) yang tidak di inginkan dan menghentikan proses fermentasi oleh kapang Rhizopus oligosporus.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]