Gambaran Tingkat Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Saat anak di hospitalisasi biasanya harus menghadapi lingkungan baru dan
memberikan perawatan oleh orang asing. Anak sering mengalami prosedur
perawatan yang menimbulkan stress. Persepsi anak terhadap kejadian yang
dialaminya selama di rawat akan menimbulkan kesan yang kurang baik, yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologis anak dan perkembangannya,
selain itu pencetus terjadinya stress pada anak karena adanya perubahan
lingkungan dan status kesehatan yang dialaminya. Selama proses tersebut, anak
dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut berbagai
penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh
dengan stress. Terjadinya stres hospitalisasi pada anak dapat berpengaruh
terhadap perawatan anak selama di rumah sakit dan dapat berpengaruh terhadap
proses penyembuhan. Reaksi hospitalisasi yang ditunjukkan oleh anak bersifat
individual dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembanganm anak,
pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan
kemampuan koping yang dimiliki. Anak yang mengalami stres selama dalam
masa perawatan, dapat membuat orang tua menjadi stres dan stres orang tua akan
membuat tingkat stres anak semakin meningkat.
Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat stress
hospitalisasi pada anak usia pra sekolah. Penelitian ini menggunakan variabel
independen tingkat stres hospitalisasi dengan menggunakan desain penelitian
deskriptif analitik dengan metode consecutive sampling dengan jumlah responden
55 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karakteristik
responden, seperti usia, jenis kelamin, lama dirawat dan pengalaman dirawat serta
karakteristik orang tua responden seperti pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Responden terbanyak berdasarkan karakteristik responden yaitu usia 3
tahun sebanyak 18 responden dengan presentase (32,7%), jenis kelamin laki laki
sebanyak 30 responden dengan presentase (54,5%), lama dirawat >6 hari
sebanyak 27 responden dengan presentase (49,1%), pengalaman dirawat sebanyak
28 responden dengan presentase (50,9%), sedangkan berdasarkan karakteristik
pendidikan dan pekerjaan orang tua responden terbanyak yaitu pekerjaan ibu
rumah tangan sebanyak 22 orang tua responden dengan presentase (40,0%), dan
pendidikan terakhir orang tua responden terbanyak yaitu SMK/SMA/Sederajat
sebanyak 19 orang tua responden dengan presentase (34,5%). Berdasarkan tingkat
stress hospitalisasi terbanyak yaitu tingkat stress sedang dengan jumlah responden
22 responden dengan presentase (40,0%).
Untuk dapat mengambil sikap dalam usaha perawat meminimalkan stress
akibat hospitalisasi, perlu ada pengetahuan sebelumnya tentang stress
hospitalisasi, karena keberhasilan suatu Asuhan Keperawatan sangat tergantung
dari pemahaman dan kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam konsepkonsep keperawatan serta harus memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam menjalankan tugas sesuai dengan perannya. Perasaan stress itu timbul
karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami. Apabila anak
stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stress juga, dan stress orang tua
akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat. Hal ini membuat Asuhan
Keperawatan tidak bisa hanya berfokus pada anak, tetapi juga pada orangtuanya.
Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka masuk,
selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]