Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kadar Air Tanah terhadap Produktivitas Tembakau Besuki Na-Oogst
Abstract
Tembakau (Nicotiana Tabacum L) termasuk komoditas penyumbanag devisa
negara yang besar. Dalam budidaya tembakau petani masih banyak menggunakan
pupuk kimia seperti NPK, ZA, Urea, dan SP-36, ditambah lagi dengan
penggunaan pestisida kimia yang tidak terkontrol yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kandungan bahan organik pada tanah. Tembakau ditanam pada
tanah yang tidak menggenang terhadap adanya air hujan. Namun hal tersebut
mengakibatkan resiko tanaman kekurangan air lebih besar, dan memberikan lebih
banyak udara, serta proses keringnya tanah lebih cepat. Untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman tembakau maka sifat fisik tanahnya harus sesuai, yaitu
tanah yang mudah meloloskan air tetapi memiliki kapasitas air dan mudah untuk
diserap oleh akar tanaman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu
penerapan pemupukan yang seimbang antara organik dan anorganik, seperti
penggunaan pupuk urea yang diimbangi dengan penggunaan pupuk kandang serta
perlakuan kadar air tanah kapasitas lapang. Pupuk kandang sapi memiliki
kandungan unsur hara, yaitu 1% Nitrogen, 0,5% Phospor, 1,5% Kalium, 92%
Kadar air. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara yaitu 1,70%
Nitrogen, 1,82% Phospor, 1,50% Kalium, 92% Kadar air, serta unsur hara lainnya
seperti Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn. Dalam penetapan penggunaan dosis pupuk
kandang perlu disama ratakan dosis nitrogen yang terkandung pada setiap pupuk
kandang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pupuk
kandang dan kadar air tanah terhadap produktivitas tembakau besuki na–oogst.
Penelitian ini dilaksanakan di green house atau rumah plastik di Desa Pancakarya,
Kecamatan Ajung pada bulan Mei-Desember 2022. Rancangan percobaan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 ulangan. Faktor yang pertama yaitu kadar air
kapasitas lapang dengan 3 taraf, yaitu kontrol 100% dari kapasitas lapang = 8000
ml/tanaman/hari (K0), 85% dari kapasitas lapang = 6,800 ml/tanaman/hari (K1),
65% dari kapasitas lapang = 5,200 ml/tanaman/hari (K2). Faktor yang ke dua
yaitu dosis pupuk kandang sapi dan ayam dengan 4 taraf (Setara 92 kg N/Ha),
yaitu kontrol pupuk Urea 200 kg/Ha (13 gram/Tanaman) (PO), Pupuk kandang
sapi 139,389 kg/Ha (9,2 kg/Tanaman) (P1), Pupuk kandang ayam 81, 993 kg/Ha
(5,4 kg/Tanaman) (P2), Pupuk kandang campuran (4,6 kg pupuk kandang sapi +
2,7 kg pupuk kandang ayam) (P3). Kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu (1)
tidak terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang dan tingkat kadar
air media tanam terhadap semua parameter yang diamati. (2) terdapat pengaruh
dari perlakuan pupuk kandang pada semua parameter yang diamati, perlakuan
pupuk kandang ayam dengan dosis 81, 993 kg/Ha (5,4 kg/Tanaman) (P2)
merupakan pupuk dan dosis yang dianjurkan. (3) Perlakuan tingka
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]