Pengaruh Konsentrasi dan Total Pemberian Pupuk Boron terhadap Produksi Benih Mentimun (Cucumis sativus L.)
Abstract
Mentimun merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia dengan nilai produksi nasional yang terus naik dalam rentang waktu lima tahun terakhir. Namun, nilai produktivitasnya di lapangan masih tergolong rendah, hanya 10,9 ton/ha pada tahun 2021. Upaya peningkatan produktivitas mentimun dapat dilakukan dengan penyediaan dan penggunaan benih bermutu sebagai sumber bahan tanam. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi benih di lapangan ialah penyediaan hara terutama hara mikro yang cukup sehingga tanaman dapat tumbuh optimal. Boron merupakan salah satu unsur hara mikro yang memiliki peran besar pada fase generatif tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dari konsentrasi dan total pemberian pupuk boron terhadap produksi benih mentimun. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial dan diulang 3 kali dengan faktor pertama yaitu konsentrasi boron yang terdiri atas empat taraf yaitu 0 g/l (K0), 0,5 g/l (K1), 1 g/l (K2), dan 1,5 g/l (K3). Faktor kedua yaitu total pemberian boron yang terdiri atas 3 taraf, yaitu 30 ml dengan 1 kali pemberian pada 14 HST (F1), 70 ml dengan dua kali pemberian pada 14 dan 21 HST (F2), dan 140 ml dengan tiga kali pemberian pada 14, 21, dan 28 HST (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi boron pada berbagai konsentrasi dan total pemberian dapat meningkatkan kualitas tanaman jantan mentimun dinilai dari daya berkecambah serbuk sari dengan perlakuan K2F1 dengan konsentrasi 1 g/l dan total boron 30 ml dengan pemberian satu kali sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi. Pemberian boron pada berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan tanaman mentimun dengan perlakuan 1 g/l (K2) sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi. Pemberian boron pada berbagai total pemberian juga berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dengan perlakuan F3 dengan total boron 140 ml dan pemberian tiga kali sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi, total benih per buah dengan perlakuan F2 dengan total boron 70 ml dan pemberian dua kali sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi, serta potensi tumbuh maksimum dan indeks vigor benih dengan perlakuan F1 dengan total boron 30 ml dan pemberian satu kali sebagai perlakuan dengan hasil tertinggi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]