• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agriculture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Uji Efektivitas Beberapa Jenis Formulasi Agens Pengendali Hayati Beauveria bassiana (BALS). VUILL. terhadap Hama Tanaman Kubis Crocidolomia binotalis di Laboratorium

    Thumbnail
    View/Open
    Proteksi Tanaman_Alfa Fardal Imam M_18151071008_2022.pdf (4.197Mb)
    Date
    2022-12-06
    Author
    Muttakin, Alfa
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kubis merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Permintaan pasar meningkat merupakan salah satu alasan banyak dibudidayakannya tanaman kubis. Produksi tanaman kubis menurun pada tahun 2020. Penurunan tersebut disebabkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Crocidolomia binotalis meruapakn salah satu OPT tanaman kubis yang dapat menyebabkan penurunan hasil, sehingga diperlukan pengendalian untuk menekan populasi. Pengendalian C. binotalis hingga saat ini masih menggunakan insektisida kimia. Seperti yang kita tahu bahwa penggunaan insektisida kimia secara terus-menerus dapat berdampak negaiv terhadap lingkunga. Sehingga diperlukan pengendalian yang ramah lingkungan. Cendawan entomopatogen Beauveria bassiana merupakan agens pengendali hayati yang dapat menekan populasi hama dan tidak berdampak negativ terhadap lingkungan. Bentuk formulasi cendawan entomopatogen dapat menentukan efektivitas cendawan tersebut. Bentuk formulasi yang digunakan yaitu formulasi cair, tepung, pellat dan pasta. Formulasi cair dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan air 60 ml. Formulasi tepung dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan kaolin 20 g dan zeolit 20 g. Formulasi pasta dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomaasa spora sebanyak 40 g dengan Glyserol 1,6 g, Na-alginat 1,7 g, urea 0,2 g dan air 56,5 ml. Formulasi pellet dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan Glyserol 10 ml, Tween 2 ml dan sukrosa 3 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bentuk formulasi tidak memnyebabkan mortalitas yang berbeda nyata. Pada jenis formulasi tepung memiliki persentase mortalitas paling tinggi yaitu 25%. Uji lanjut dari mortalitas untuk mengetahui pengeruh terhadap perkembangan serangga uji menunjukkan tidak terdapat pengaruh. Semua seranga uji yang masih hidup pada uji mortalitas dapat berkembang dengan baik menjadi pupa dan imago. Pada uji viabilitas, formulasi pasta lebih tinggi yaitu 81,67% dibandingkan dengan formulasi cair, tepung dan pellet.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115600
    Collections
    • UT-Faculty of Agriculture [4450]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository