Uji Efektivitas Beberapa Jenis Formulasi Agens Pengendali Hayati Beauveria bassiana (BALS). VUILL. terhadap Hama Tanaman Kubis Crocidolomia binotalis di Laboratorium
Abstract
Kubis merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Permintaan pasar meningkat 
merupakan salah satu alasan banyak dibudidayakannya tanaman kubis. Produksi tanaman kubis menurun pada tahun 2020. Penurunan tersebut 
disebabkan oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Crocidolomia binotalis meruapakn salah satu OPT tanaman kubis yang dapat 
menyebabkan penurunan hasil, sehingga diperlukan pengendalian untuk menekan populasi. Pengendalian C. binotalis hingga saat ini masih 
menggunakan insektisida kimia. Seperti yang kita tahu bahwa penggunaan insektisida kimia secara terus-menerus dapat berdampak negaiv 
terhadap lingkunga. Sehingga diperlukan pengendalian yang ramah lingkungan. Cendawan entomopatogen Beauveria bassiana merupakan 
agens pengendali hayati yang dapat menekan populasi hama dan tidak berdampak negativ terhadap lingkungan. Bentuk formulasi cendawan 
entomopatogen dapat menentukan efektivitas cendawan tersebut. Bentuk formulasi yang digunakan yaitu formulasi cair, tepung, pellat dan 
pasta. Formulasi cair dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan air 60 ml. Formulasi tepung dibuat 
dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan kaolin 20 g dan zeolit 20 g. Formulasi pasta dibuat dengan cara 
mencampurkan tepung biomaasa spora sebanyak 40 g dengan Glyserol 1,6 g, Na-alginat 1,7 g, urea 0,2 g dan air 56,5 ml. Formulasi pellet 
dibuat dengan cara mencampurkan tepung biomassa spora sebanyak 40 g dengan Glyserol 10 ml, Tween 2 ml dan sukrosa 3 g. Hasil penelitian 
menunjukkan bahwa perbedaan bentuk formulasi tidak memnyebabkan mortalitas yang berbeda nyata. Pada jenis formulasi tepung memiliki 
persentase mortalitas paling tinggi yaitu 25%. Uji lanjut dari mortalitas untuk mengetahui pengeruh terhadap perkembangan serangga uji 
menunjukkan tidak terdapat pengaruh. Semua seranga uji yang masih hidup pada uji mortalitas dapat berkembang dengan baik menjadi pupa 
dan imago. Pada uji viabilitas, formulasi pasta lebih tinggi yaitu 81,67% dibandingkan dengan formulasi cair, tepung dan pellet.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4534]