Show simple item record

dc.date.accessioned2023-04-17T02:37:01Z
dc.date.available2023-04-17T02:37:01Z
dc.date.issued2023-03-06
dc.identifier.nim171510501152en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/115500
dc.description.abstractBawang merah merupakan salah satu produk pertanian yang dapat mengakibatkan inflasi karena tingkat permintaan yang tinggi. Konsumsi bawang merah meningkat 8,5% per tahun sebaliknya penurunan luas panen di Indonesia sebesar 0,59% per tahun. Nilai ekonomi bawang merah yang tinggi menjadikan bawang merah di budidayakan secara intensif pada beberapa daerah sehingga lahan pertanian digunakan secara terus-menerus. Pupuk organik menjadi salah satu solusi untuk mempertahankan kesuburan tanah dalam jangka panjang. Pupuk organik saat ini banyak diproduksi dalam bentuk cair karena pupuk cair lebih mudah bereaksi dan OH yang terkandung lebih dapat tersedia. Salah satu bahan yang mudah didapatkan untuk pembuatan pupuk organik cair yaitu kotoran sapi. Kotoran sapi dipilih karena satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23,5 kg kotoran dalam satu hari serta mengandung 80% air, 16% bahan organik, 0,3% nitrogen, 0,2% P2O5, 0,15% K2O, dan 0,2% CaO, akan tetapi kotoran sapi memiliki waktu pengomposan yang lebih lama dibandingkan bahan organik lainnya karena kandungan seratnya yang tinggi. Beberapa jenis bioaktivator memiliki kandungan mikroorganisme pengurai yang berbeda serta fungsinya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas terbaik pupuk organik cair kotoran sapi dari beberapa bioaktivator serta untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 11 Maret 2022 – 29 November 2022 bertempat di lahan budidaya Kabupaten Lamongan. Penelitian disusun menggunakan RAK Faktorial yang terdiri dari 20 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari dua taraf. Taraf pertama adalah jenis-jenis bioaktivator yang terdiri dari 5 jenis yaitu tanpa bioaktivator (B0), Em4 (B1), BRE4 (B2), PAZ’s DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER viii (B3), dan Mol rumen (B4). Taraf kedua adalah konsentrasi pupuk organik cair untuk diujikan ke tanaman yang terdiri dari 4 konsentrasi hanya pupuk dasar (K0), 20 ml/Liter (K1), 40 ml/Liter (K2), dan 60 ml/Liter (K3). Data penelitian dapat dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan bioaktivator membantu meningkatkan kualitas pupuk organik cair kotoran sapi karena pada parameter N total dan pH sudah memenuhi kualitas Permentan, akan tetapi belum memenuhi standar minimun pada C organik dan rasio C/N. Hal tersebut dikarenakan penambahan air yang terlalu banyak sehingga pupuk organik cair terlalu encer. Nilai C/N rasio yang semakin rendah menandakan bahwa jumlah nitrogen dalam pupuk lebih tersedia sehingga mudah diserap tanaman. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan jenis bioaktivator dan konsentrasi pupuk organik cair yang diaplikasikan ke tanaman berbeda tidak nyata pada semua variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah helai daun, volume akar, jumlah umbi, diameter umbi, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Pengaruh utama jenis bioaktivator juga menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada semua variabel pengamatan. Pengaruh utama konsentrasi pupuk organik cair kotoran sapi menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah helai daun, volume akar, diameter umbi, dan berat kering umbi. Variabel jumlah umbi menunjukkan hasil berbeda nyata pada Pengaruh utama konsentrasi pupuk organik cair kotoran sapi dan berat basah umbi menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Konsentrasi pemberian pupuk organik cair kotoran sapi terbaik yaitu 60 ml/liter dengan nilai tertinggi pada tinggi tanaman 15.81 cm, jumlah helai daun 10-11 helai, volume akar 10.96 ml, diameter umbi 1.86 cm, jumlah umbi 38-39 umbi/plot, dan berat kering umbi 17.89 gram. Perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah umbi dan diameter umbi secara bersama-sama dengan berat basah umbi.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Ir. Sugeng Winarso, M. Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.titleUji Kualitas Pupuk Organik Cair Kotoran Sapi dengan Beberapa Bioaktivator terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgroteknologien_US
dc.identifier.nidn196403221989031001en_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Ir. Sugeng Winarso, M.Si.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 17 April 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record