Efek Program Makan Siang Bersama di Sekolah terhadap Status Gizi Siswa Sekolah Dasar
Abstract
Masalah gizi pada anak tingkat usia sekolah dasar saat ini masih menjadi hal
yang perlu diperhatikan. Data Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa
prevalensi anak dengan status gizi kurus di Indonesia sebesar 11,2%, terdiri dari
4% dengan status sangat kurus dan 7,2% kurus. Masalah gizi anak usia sekolah
disebabkan antara lain karena kurangnya asupan gizi dan tingginya kebutuhan
energi. Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang lainnya didominasi
oleh kekurangan protein, anemia defisiensi besi, dan kurangnya asupan iodium.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson et al. di California, Amerika
Serikat pada tahun 2018, terdapat hubungan antara kualitas makan siang dengan
peningkatan prestasi akademik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Kusumawati pada tahun 2019 di Pondok Pesantren Darusalam
Bogor. Setelah diadakan program makan siang bersama, status gizi para santri
Pondok Pesantren Darusalam Bogor berbeda secara signifikan yang ditandai
dengan meningkatnya rata-rata berat badan sebesar 1,27 kg. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status gizi siswa pada sekolah
yang mengadakan program makan siang bersama dan tidak mengadakan program
makan siang bersama di sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross
sectional. Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil data variabel independen
(program makan siang bersama di sekolah dan pengetahuan gizi siswa), maupun
variabel dependen (status gizi pada siswa) antara SD swasta dan negeri di wilayah
Jember kota. Teknik sampling pada penelitian ini adalah purposive sampling pada
siswa kelas V dan terdapat 66 sampel dari kedua sekolah yang menjadi sampel pada
penelitian ini. Sampel akan diukur berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui
status gizi pada sampel. Sampel juga akan diukur tingkat pengetahuan gizinya.
Skoring status gizi menggunakan IMT/U karena sampel berusia 10-12 tahun dan
dibedakan menurut jenis kelamin.
Penelitian ini mendapatkan hasil berupa status gizi siswa SD swasta
sebagian besar normal dan status gizi siswa SD negeri sebagian besar normal. Tidak
ditemukan status gizi kurus dan sangat kurus pada siswa dua sekolah tersebut.
Pengetahuan gizi siswa pada dua sekolah tersebut sebagian besar baik. Hasil
penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan status gizi (p=0,132) pada
siswa di sekolah yang menyelenggarakan program makan siang bersama dan tidak.
Hal ini dapat disebabkan karena pola konsumsi pangan siswa di daerah kota hampir
sama, dengan ekonomi masyarakat kota yang lebih mampu, dan tersedianya
fasilitas kesehatan yang baik.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]