Prediksi Kesalahan Sistem Photovoltaic dengan Pemodelan Extreme Learning Machine
Abstract
Kapasitas tenaga surya terpasang kumulatif tumbuh sebesar 32% menjadi
404,5 GW pada akhir 2017, naik dari 306,4 GW pada tahun 2016. Hanya dalam
sepuluh tahun, total kapasitas PV dunia meningkat lebih dari 4.300% (43 kali) dari
9,2 GW pada tahun 2007 dan dalam kondisi optimal, kapasitas tersebut dapat
mencapai tingkat terawatt pada akhir tahun 2022. Sistem PV juga rentan terhadap
beberapa anomali yang harus didiagnosis sedini mungkin sebelum terjadi
penyimpangan dari kondisi nominal yang dirancang. Tindakan pencegahan harus
diterapkan untuk menghindari penurunan kinerja dan secara drastis menghambat
efisiensi, keandalan, dan keamanan. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi
standar perlindungan internasional dari International Electrochemical Commission
(IEC). Teknik deteksi dan diagnosis kerusakan pada PLTS dapat dikategorikan
menjadi 5 jenis yaitu (1) Comparsion based-technique, (2) Statistical and signal
processing techniques, (3) Reflectomtery-based technique, dan (4) Machine
learning technique. Proses membangun jaringan syaraf tiruan untuk prediksi
kesalahan pada sistem photovoltaic dengan 1070068 data menggunakan Extreme
Learning Machine dengan jumlah input layer sebanyak 5000 serta hidden layer
sebanyak 5000 yang ditentukan secara acak dan output layer ditentukan
menggunakan persamaan invers secara komputasi menghasilkan sebanyak 2000
data. Evaluasi model menggunakan K-Fold Cross Validation dan nilai k = 5 dengan
hasil pengujian yang menyatakan bahwa model ELM memiliki nilai yang cukup
baik untuk memprediksi kesalahan pada sistem photovoltaic. Hal tersebut ditandai
dengan nilai akurasi rata-rata sebesar 77,83%. Visualisasi confusion metriks
menghasilkan probabilitas 7 kelas data kesalahan (F0-F7) yang bervariasi dan
mendekati 1. Nilai yang mendekati 1 adalah nilai akurasi mendekati 100% akurat
Collections
- MT-Engineering [29]