Upaya Pemulihan Kawasan Ekowisata Kampung Blekok Kabupaten Situbondo dalam Situasi Pandemi Covid-19
Abstract
Pandemi Covid-19 di Indonesia pertama kali dipublikasikan sejak Maret
2020 yang telah memicu perubahan besar aspek kehidupan sosial, terutama aspek
kesehatan dan ekonomi baik secara regional maupun global. Hampir seluruh
sektor terdampak pandemi Covid-19, diantaranya adalah industri pariwisata.
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi
besar bagi perkembangan banyak Negara, namun terlepas dari itu pariwisata juga
menjadi salah satu sektor paling sensitif dan rentan terhadap krisis. Ekowisata
Kampung Blekok yang terletak di kawasan pesisir pantai Kabupaten Situbondo
merupakan salah satu destinasi wisata yang terdampak Covid-19. Kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan himbauan penutupan sementara
destinasi wisata, telah membatasi ruang gerak masyarakat, akibatnya berdampak
pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal terebut membawa kerugian
besar terhadap pendapatan objek wisata maupun pendapatan masyarakat setempat
yang ikut merosot sehingga berimbas terhadap tenaga kerja yang harus kehilangan
pekerjaannya. Oleh sebab itu, pokdarwis melakukan strategi pemulihan pada
ekowisata Kampung Blekok dalam situasi pandemi Covid-19.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun
penelitian dilakukan di Ekwosiata Kampung Blekok, Kawasan Pesisir Timur,
Dusun Krojan Barat Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.
Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dengan informan utama sebanyak 6
orang, informan pendukung sebanyak 3 orang yaitu data jumlah wisatawan, data
pendapatan, data jumlah tenaga kerja, data fasiltas wisata, data sumber
pendapatan, peta sebaran pengrajin, peta sebaran warung, MoU kerjasama, price
list serta bentuk upaya pemulihan pada ekowisata Kampung Blekok. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, obeservasi, dan dokumen. Analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan
verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi sebagai
bentuk upaya pemulihan ekowisata Kampung Blekok. Strategi pertama yaitu
inovasi berupa pemberian diskon tiket masuk sebanyak 50% dengan syarat
membawa sampah plastik, inovasi kedua yaitu promosi menggunakan pendekatan
Storynomics Tourism dengan memanfaatkan media sosial, dan inovasi selanjutnya
yaitu dengan cara melakukan Virtual Tour, konsep Virtual Tour ini wisatawan
dapat menikmati keindahan wisata dengan cukup dirumah saja melaui aplikasi
Zoom Meetings maupun Youtube, selain itu wisatawan juga dapat berbelanja
souvenir khas Kampung Blekok yang nantinya proses transaksinya melalui online
serta terdapat banyak event dengan target pasar awalnya lokal saat ini lebih ke
regional; strategi kedua yaitu adaptasi berupa SOP protokol kesehatan berbasis
CHSE (Cleanliness, Helathy, Safety, Environment) dengan melakukan
pembangunan aksesbilitas pengunjung yang awalnya hanya ada satu akses sebagai
pintu masuk dan pintu keluar, namun saat ini dipisah antara akses untuk pintu
keluar dan pintu masuk, hal ini sebagai bentuk kenyamanan dan rasa aman
pengunjung saat berwisata; dan ketiga yaitu srategi kolaborasi bersama pihak
swasta maupun pemerintah, diantaranya pokdarwis, masyarakat yang berjualan,
PT. POMI Paiton, Bank BRI Situbondo, Dinas Lingkungan Hidup Situbondo,
Dinas Pariwisata Situbondo, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Situbondo,
SMKN 1 Panji, Pemerintah Desa Klatakan Situbondo serta tenaga kerja
Ekowisata Kampung Blekok.
Upaya pemulihan yang dilakukan pada ekowisata Kampung Blekok
terbilang cukup efektif. Strategi yang diterapkan dapat memberikan dampak
positif terhadap bangkitnya ekowisata Kampung Blekok yang sempat terpuruk
selama kurang lebih 2 tahun. Aspek yang mengalami penurunan saat ini mulai
mengalami peningkatan kembali meskipun saat ini masih tidak stabil seperti
kondisi awal sebelum terdampak Covid-19, namun sudah mengalami perubahan
yang cukup signifikan untuk kemajuan dan perkembangan kawasan ekowisata
Kampung Blekok di masa depan dan pasca pandemi Covid-19.