Peramalan Produksi dan Konsumsi Gula Pasir di Indonesia menuju Swasembada Gula Nasional 2025
Abstract
Gula merupakan produk pangan ditetapkan sebagai salah satu dari sembilan bahan pangan pokok masyarakat. Peran gula sebagai bahan pangan pokok tersebut membuat pemerintah mengupayakan adanya kemandirian pangan terhadap produk gula di Indonesia hingga muncul program swasembada gula nasional. Program tersebut sebenarnya mulai dicanangkan pada tahun 2002, tetapi terus mengalami kemunduran hingga munculnya target swasembada gula nasional pada tahun 2025 mendatang. Target swasembada gula nasional akan terealisasi jika produksi gula berbasis tebu dalam negeri mencukupi minimal 90% dari kebutuhan nasional. Pemerintah kemudian memproyeksikan produksi gula nasional sebesar 6,19 juta ton di tahun 2025, tetapi hal tersebut tidak relevan dengan update konsumsi gula nasional di tahun 2021 yang mencapai 6,8 juta ton. Pelaksanaan program, swasembada gula nasional tersebut tidak terlepas dari berbagai permasalahan baik dari sisi on farm hingga off farm yang berimbas pada rendahnya produksi gula dalam negeri. Berbagai upaya dirancang pemerintah seperti keluarnya kebijakan-kebijakan dalam Roadmap Swasembada Gula, Revitalisasi Industri Gula Nasional, hingga kebijakan mengenai perdagangan internasional dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 117 Tahun 2015 yang bertujuan menggunakan impor untuk menstabilkan harga gula. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian untuk meninjau terkait 1) peramalan produksi dan konsumsi gula pasir di Indonesia tahun 2022 hingga 2025, 2) tingkat ketercapaian target swasembada gula nasional di Indonesia pada tahun 2025 serta 3) faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula di Indonesia.
Metode penentuan lokasi yang digunakan adalah purposive method yakni pada Indonesia dengan waktu penelitian pada bulan September 2021 hingga Juli 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif secara desktriptif dan analitik. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jendral Perkebunan, dan FAOSTAT, Nusantara Sugar Community (NSC). Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan data produksi gula nasional, konsumsi gula nasional, dan konsumsi gula per kapita di Indonesia dengan jenis data time series 32 tahun rentang waktu tahun 1990-2021 dan menggunakan metode ARIMA (Box-Jenkins), sedangkan untuk menguji hipotesisi ketiga adalah data produksi gula, luas areal tebu, produksi tebu, rendemen tebu, pabrik gula aktif, harga gula eceran, dan volume impor gula. dengan jenis data time series 31 tahun rentang waktu tahun 1990-2020 dan menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) hasil peramalan produksi dan konsumsi nasional gula pasir tahun 2022 hingga 2025 mengalami peningkatan. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil peramalan konsumsi gula per kapita yang memiliki kecenderungan menurun. Berdasarkan hal tersebut dapat diperkirakan jika konsumsi gula nasional didominasi dari konsumsi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman di Indonesia yang terus meningkat setiap tahun. 2) hasil ketercapaian target swasembada gula nasional tahun 2025 diramalkan sebesar 32,19% dengan defisit gula nasional sebesar 5.731.724 ton. Persentase tersebut kurang dari tingkat swasembada gula yang harus dicapai yaitu sebesar 90%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui jika target swasembada gula nasional pada tahun 2025 masih belum mampu terealisasikan. 3) faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula di Indonesia diperoleh hasil bahwa variabel produksi tebu, rendemen, dan harga gula eceran berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel volume impor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produksi gula di Indonesia. Variabel luas lahan dan variabel pabrik gula yang aktif berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap produksi gula di Indonesia.