Hubungan Konsumsi Kelapa dan Produk Olahannya, Terhadap Diabetes Melitus Tipe 2 Dibandingkan dengan Faktor Risiko Lain
Abstract
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan
metabolik kompleks. Diabetes melitus meliputi tipe 1, tipe 2, hiperglikemia pada
kehamilan, dan diabetes yang memiliki kaitan dengan genetik sebagai etiologinya.
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor risiko,
baik genetik maupun faktor lingkungan. Faktor risiko yang berperan dalam kejadian
diabetes melitus meliputi kebiasaan gaya hidup seperti obesitas, stress, aktivitas
fisik, gaya hidup sedenter, durasi tidur, merokok, dan konsumsi makanan yang
rendah serat dan tinggi gula juga berperan dalam kejadian diabetes melitus. Hingga
saat ini banyak pendapat yang menyebutkan mengonsumsi kelapa dan produk
olahannya seperti santan tidak baik untuk kesehatan. Kelapa mengandung dalam
medium chain fatty acids (MCFA) berbentuk asam laurat yang sangat baik
manfaatnya bagi tubuh. Asam laurat yang juga sering ditemukan dalam Air Susu
Ibu (ASI) memiliki efek antimikroba, antivirus, antifungal, antidiabetes, dll. yang
bermanfaat bagi kesehatan. Asam lemak merupakan kandungan yang terdapat
dalam kelapa. Kandungan kelapa berupa asam lemak pada salah satu bahan produk
olahan kelapa berbentuk minyak kelapa, mencapai 45-53% dari total asam lemak.
Asam laurat merupakan asam lemak yang termasuk dalam medium chain fatty acids
(MCFA) dengan panjang rantai yang termasuk dalam C6-C12. Metabolisme asam
laurat dalam tubuh terjadi di liver melalui beberapa jalur. Metabolisme asam laurat
menghasilkan badan keton yang menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi
insulin yang selanjutnya memicu penurunan kadar gula darah. Salah satu
kandungan lain yang terdapat didalam kelapa yang dapat berperan dalam
menurunkan kadar glukosa adalah galaktomanan. Galaktomanan sendiri didalam
tubuh diproses oleh probiotik didalam usus melalui proses fermentasi yang hasil
akhirnya berupa SCFA. SCFA sendiri bekerja dengan meningkatkan
glukoneogenesis usus oleh propionat yang disertai induksi gen glukoneogenik oleh
butirat.
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
observasional analitik menggunakan metode Case Control. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian dihitung menggunakan rumus lemeshow dan didapat
sejumlah 66 yang dibagi menjadi kelompok kasus dan kontrol. Pembagian besar
sampel untuk tiap kelompok adalah 33 sehingga jumlah sampel total adalah 66.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara paparan. yaitu konsumsi kelapa dan produk olahannya beserta faktor risiko lainnya dengan
kejadian diabetes melitus tipe 2. Jenis data yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah data primer yang diambil dari pihak pertama yaitu berasal dari sumber secara
langsung menggunakan kuesioner. Terdapat 7 variabel yang diteliti pada penelitian
ini meliputi Konsumsi Kelapa, Usia, Riwayat Merokok, Durasi Tidur, Aktivitas
Fisik, Riwayat Diabetes Melitus dalam keluarga, dan Stres. Data yang diperoleh
kemudian akan dilakukan pengolahan secara statistik menggunakan program SPSS
menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil analisis data yang didapat menunjukkan dari 7 variabel independen,
terdapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian DM tipe 2. Hasil analisis
konsumsi kelapa dan produk olahannya dengan kejadian DM tipe 2 menunjukkan
nilai yang signifikan dengan (p=0,011) dan hasil odds ratio (OR=10,348). Variabel
lain yang berhubungan yaitu riwayat merokok (p=0,008) dengan odds ratio
(OR=37,519) dan riwayat DM dalam keluarga (p=0,006) dengan odds ratio
(OR=8,893). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan
antara konsumsi kelapa dan produk olahannya serta faktor risiko terhadap kejadian
DM tipe 2.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]