Infeksi Protozoa Usus dan Korelasinya dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk
Abstract
Infeksi protozoa usus merupakan permasalahan yang dihadapi masyarakat global dari berbagai kalangan usia termasuk balita. Secara holistik infeksi protozoa usus menyebabkan permasalahan berupa penurunan status gizi pada balita yang dapat ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Permasalahan gizi pada anak dan balita merupakan permasalahan seluruh penduduk dari tingkat global hingga tingkat kota. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui korelasi antara infeksi protozoa usus dengan status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk.
Jenis dan desain penelitian ini adalah Observasional deskriptif dan analitik dengan desain pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian ini adalah Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Pemeriksaan feses dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022-Januari 2023. Populasi penelitian ini merupakan keseluruhan anak balita (usia 12-59 bulan) di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 anak. Data yang digunakan merupakan data primer, status gizi dikategorikan berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) atau berat badan menurut panjang badan (BB/PB) dan status infeksi protozoa usus di ukur dari hasil pemeriksaan feses menggunakan teknik langsung (direct smear) serta modifikasi Zeihl-Neelsen. Analisis statistik secara bivariat menggunakan uji koefisien Cramer’s V.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian infeksi protozoa usus pada anak balita usia 12-59 bulan di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk sebesar 15,6%. Spesies-spesies yang ditemukan dalam pemeriksaan yaitu Giardia lamblia (6,7%), Cryptosporidium parvum (6,7%), dan Blastocystis hominis (2,2%). Penelitian ini juga menemukan bahwa ditemukan 15,6% anak memiliki status gizi kurang (wasted) dan 2,2% anak memiliki status gizi buruk (severely wasted). Hasil analisis statistik secara bivariat menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara infeksi protozoa usus dan status gizi anak balita 12-59 bulan di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk (p-value > 0,05). Kesimpulannya adalah tidak ada korelasi antara infeksi protozoa usus dengan status gizi balita usia 12-59 bulan. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengorelasikan berbagai faktor yang belum di teliti pada penelitian ini. Saran selanjutnya adalah kerjasama yang komprehensif antar pihak baik pemerintah maupun masyarakat perlu ditingkatkan untuk menangangi permasalahn gizi pada balita dan upaya pencegahan infeksi protozoa usus.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]