Efektivitas Isolat Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. Produksi PPAH Kabupaten Kediri terhadap Mortalitas Larva Spodoptera frugiperda J. E. Smith
Abstract
Hama Spodoptera frugiperda J. E. Smith (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama yang baru masuk di Indonesia sejak tahun 2019 yang beradaptasi dan menjadi hama penting pada tanaman jagung. Maka dari itu diperlukan suatu pengendalian dengan memanfaatkan Agen Pengendali Hayati (APH) yang berada di alam, salah satunya yaitu Nematoda Entomopatogen (NEP) jenis Steinernema sp. yang sudah dikembangkan oleh Pos Pelayanan Agen Hayati (PPAH) “Sidodadi” Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: koleksi dan rearing hama S. frugiperda; pembiakan Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. secara in vivo. Pengaplikasian NEP untuk menguji patogenesitasnya terhadap larva S. frugiperda instar 3. Perlakuan aplikasi yang digunakan yaitu populasi nematoda 1.000 JI/ml, 800 JI/ml, 400 JI/ml, 200 JI/ml dan perlakuan kontrol. Penelitian di rancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor larva S. frugiperda. Parameter yang diamati meliputi; Mortalitas larva S. frugiperda akibat Steinernema sp.; Efektivitas Steinernema sp. dengan menghitung nilai LT50; Pengamatan gejala biologi S. frugiperda yang sudah terinfeksi Steinernema sp.; dan laju infeksi Steinernema sp.. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA 5%. Apabila terdapat beda nyata maka dilakukan uji lanjut DMRT. Uji efektivitas dilakukan dengan menghitung nilai LT50 menggunakan analisis probit Finney (1971). Berdasarkan hasil pengamatan selama 120 jam, menunjukkan bahwa NEP isolat PPAH efektif dalam mematikan larva S. frugiperda. NEP isolat PPAH efektif dalam menyebabkan mortalitas larva S. frugiperda. Nilai mortalitas Sfrugiperda akibat perlakuan NEP tertinggi sebesar 97,5% pada perlakuan 800 JI/ml dan 1000 JI/ml pada pengamatan 120 JSA. Nilai LT50 yang paling cepat menyebabkan mortalitas pada larva S. frugiperda yaitu pada perlakuan 1000 JI/ml mencapai 32,60 jam. Nilai LT50 yang paling lama menyebabkan mortalitas sebanyak 50% serangga uji yaitu pada pelakuan 200 JI/ml mencapai 95,88 jam. Pengamatan laju infeksi menunjukkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan 1000 JI/ml pada pengamatan 24 JSA 0,02%, ekor hal ini menunjukkan bahwasanya semakin tinggi populasi NEP yang diinokulasikan semakin tinggi nilai laju infeksi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [3998]