Hubungan Self-efficacy dengan Keterbatasan Mobilisasi Dini pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Atas di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
Abstract
Tindakan pembedahan pada pasien post operasi fraktur dapat mengakibatkan
beberapa komplikasi, sehingga pasien diharapkan melakukan mobilisasi dini segera
setelah operasi fraktur supaya tidak muncul komplikasi yang tidak diinginkan.
Mobilisasi dini membutuhkan keyakinan kuat yang berasal dari dalam diri pasien.
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan yang terjadi pada pasien post
operasi fraktur itu sendiri, seperti jahitan operasi takut lepas dan takut nyeri sehingga
pasien tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan diri dalam melakukannya. Hal ini
dapat mengakibatkan kecemasan pasien dalam melakukan mobilisasi dini karena
ketidakyakinan atau ketidakpercayaan diri pasien yang disebut dengan self-efficacy.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan self-efficacy dengan
keterbatasan mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur ekstremitas atas di
Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. Variabel independen dalam penelitian ini
yaitu self-efficacy, sedangkan variabel dependen yaitu keterbatasan mobilisasi dini.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu non probability
sampling dengan cara purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 30
pasien post operasi fraktur ekstremitas atas yang berkunjung di poli orthopedi RSD
dr. Soebandi Jember serta memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian untuk
mengukur variabel self-efficacy yaitu kuesioner General Self-Efficacy (GSE) dan
untuk mengukur keterbatasan mobilisasi dini yaitu kuesioner QuickDASH-9.
Kuesioner General Self-Efficacy telah diuji validitas dan reliabilitas dengan nilai
mean CVI 0,949 dan nilai koefisien cronbach’s alpha 0,802. Kuesioner QuickDASH 9 juga telah diuji validitas dan reliabilitas dengan nilai mean CVI 0,930 dan nilai
koefisien cronbach’s alpha 0,942.
Penelitian ini menganalisis hubungan kedua variabel menggunakan uji statistik
spearman rank karena kedua variabel terdistribusi tidak normal. Tingkat signifikansi
penelitian ini yaitu 0,05. Hasil uji statistik menggunakan uji spearman rank diperoleh
hasil p-value 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara
variabel self-efficacy dengan keterbatasan dalam melakukan mobilisasi dini. Nilai
koefisien menunjukkan angka sebesar -0,595 yang berarti bahwa ada korelasi sedang
antara kedua variabel tersebut. Arah korelasi pada kedua variabel menunjukkan hasil
negatif yang berarti bahwa semakin tinggi nilai self-efficacy maka nilai keterbatasan
mobilisasi dini semakin rendah.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara variabel
sel-efficacy dengan keterbatasan mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas atas di RSD dr. Soebandi Jember. Self-efficacy yang kuat dalam diri
pasien dapat membantu meminimalisir keterbatasan mobilisasi dini pada pasien post
operasi fraktur ekstremitas atas sehingga pasien tidak terhambat dalam aktivitas
sehari-hari. Upaya yang dilakukan perawat yaitu menyarankan kepada pasien untuk
melakukan ROM (range of motion) secara rutin agar tidak terjadi atrofi otot maupun
kekakuan sendi. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebaiknya lebih
memperhatikan faktor internal dari self-efficacy dengan keterbatasan mobilisasi dini
pada pasien post operasi fraktur ekstremitas atas.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]