Show simple item record

dc.contributor.authorLinda Rahayu
dc.date.accessioned2013-12-20T06:42:55Z
dc.date.available2013-12-20T06:42:55Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM051510201117
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11231
dc.description.abstractPengelolaan irigasi merupakan pemenuhan kebutuhan dan pengaturan air yang dilakukan dengan sistem irigasi dalam bidang pertanian. Pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap pengelolaan irigasi. Perhatian pemerintah ini diwujudkan dengan dikeluarkannya, Inpres No.3 Tahun 1999 tentang Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang kemudian dilanjutkan dengan diterbitkannya Undang - Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dalam Undang-undang No.7 Tahun 2004, juga memuat pengelolaan sumber daya air wilayah sungai (PSAWS). Salah satu PSAWS di Propinsi Jawa Timur yang menerapkan pengelolaan irigasi adalah Daerah Irigasi Sampean Baru. Pengelolaan Daerah Irigasi Sampean Baru melibatkan petani dalam bentuk wadah organisasi Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). HIPPA di Daerah Irigasi Sampean Baru yang telah terbentuk adalah HIPPA Desa, HIPPA Gabungan, HIPPA Induk dan HIPPA Federasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembiayaan pengelolaan irigasi, kinerja ekonomi jaringan irigasi, kinerja sistem jaringan irigasi, dan faktor-faktor yang berkorelasi dengan kinerja sistem jaringan di Daerah Irigasi Sampean Baru. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskritif dan korelasional. Pengambilan contoh secara Purposive Sampling dan Disproportional Stratified Random Sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden berdasarkan kuisioner yang telah dibuat, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis yang digunakan adalah analisis triangulasi, SGVP, trend, skoring dan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan:(1) pembiayaan pengelolaan irigasi berasal dari iuran anggota, dimana besar iuran yang harus dibayar oleh anggota tidak sama pada masing-masing HIPPA (2) Kinerja ekonomi sistem jaringan irigasi di v Daerah Irigasi Sampean Baru memiliki nilai produksi padi ≤ US$ 1.000/ha pada tahun 1997-2007, dan diperkirakan nilai produksi padi ≤ US$ 1.000./ha di tahun 2008-2012. (3) Kinerja sistem jaringan irigasi di Daerah Irigasi Sampean Baru adalah tinggi. (4) Faktor-faktor yang berkorelasi dengan kinerja sistem jaringan irigasi di Daerah Irigasi Sampean Baru adalah pendidikan formal dan jumlah bulan petani mengakses air, sedangkan yang tidak berkorelasi adalah umur, pendidkan non formal, pengalaman, luas lahan, tingkat pendapatan, dan jarak lahan ke pintu bagi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051510201117;
dc.subjectKINERJA SISTEM JARINGAN, IRIGASIen_US
dc.titleKAJIAN KINERJA SISTEM JARINGAN DAN PEMBIAYAAN IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SAMPEAN BARUen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record