dc.contributor.author | ASIYAH, Dewi | |
dc.date.accessioned | 2023-02-22T02:51:31Z | |
dc.date.available | 2023-02-22T02:51:31Z | |
dc.date.issued | 2022-07-15 | |
dc.identifier.nim | 181710301008 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112308 | |
dc.description.abstract | Dunia bisnis yang semakin meningkat pesat menuntut setiap perusahaan memiliki kemampuan bersaing. Kebijakan dalam rangka menjaga perokonomian perusahaan tetap stabil adalah dengan pengendalian biaya produksi. PT.XYZ merupakan perusahaan manufaktur berskala internasional yang memproduksi bubuk cokelat dengan beberapa proses produksi di dalamnya. Penurunan penjualan yang terjadi di PT.XYZ mengakibatkan biaya perusahaan menurun. Strategi mengurangi pemborosan biaya pada produksi perlu diterapkan untuk membantu menstabilkan biaya dan meningkatkan efisiensi biaya bagi perusahaan. Pembelian kemasan paper bag 2 ply (PB2PL) merupakan salah satu aktivitas yang berpengaruh terhadap biaya produksi dengan pengeluaran terbesar di PT.XYZ. Dalam permasalahan tersebut perlu dilakukan improvement bagi PT.XYZ agar dapat diketahui akar permasalahan sehingga diperoleh solusi untuk menstabilkan biaya produksi perusahaan. Dalam menjalankan continuous improvement terdapat 4 proses manajemen yaitu plan-do-check-action atau siklus PDCA. Siklus PDCA digunakan untuk menguji dan menerapkan perubahan-perubahan dalam memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem yang berdampak pada kesuksesan di masa depan. Dalam pandangan manajemen moderen, metode untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan penerapan metode Quality Control Circle (QCC). Penerapan QCC akan membantu improvement secara terstruktur dari mengetahui permasalahan yang ada hingga mendapatkan solusi. Tujuan penelitian untuk menerapkan sistem PDCA menggunakan metode Quality Control Circle (QCC) sebagai upaya efisiensi biaya dan menganalisis kelayakan perbaikan yang dilakukan di PT.XYZ.
Peneltian dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan pada perusahaan. Tim QCC dibentuk untuk menerapkan sistem PDCA. Tahap plan dilakukan dengan merencanakan perbaikan mulai dari penentuan tema hingga rencana bentuk perbaikan. Tahap do dilakukan untuk mengimplementasikan rencana perbaikan. Tahap check untuk mengevaluasi hasil perbaikan. Tahap action membuat standarisasi agar tidak timbul permasalahan yang sama. Setelah penerapan sistem PDCA dilakukan analisis efisiensi biaya selama perbaikan. Analisis kelayakan berupa uji fisik dan sensoris dilakukan untuk mengetahui kelayakan PB2PL bekas.
Permasalahan tertinggi yang dijadikan tema pada kegiatan QCC adalah pembelian kemasan PB2PL yang tinggi. Bentuk perbaikan yang diambil adalah reuse PB2PL bekas. Biaya awal yang harus dikeluarkan untuk menjalankan reuse adalah Rp.16.000.000 untuk pengadaan mesin ozon dan ruang penyimpanan. Biaya per bulan apabila reuse dijalankan adalah Rp.9.150.000 untuk tenaga kerja, listrik dan biaya swab kemasan. Potensi efisiensi biaya yang didapatkan oleh perusahaan pada reuse satu kali Rp.47.859.052, pada reuse dua kali Rp.38.708.676 dan reuse tiga kali Rp.29.558.300. Potensi efisiesnsi biaya yang didapatkan apabila dilakukan reuse dengan target pembelian PB2PL 3.500 pcs/bulan adalah Rp. 30.798.617 per bulan. Hasil evaluasi kegiatan QCC menghasilkan efisiensi biaya Rp.96.891.759. Bentuk standarisasi pada kegiatan QCC ini adalah dibuat Standar Operating Procedure (SOP) reuse PB2PL bekas. Hasil analisis karakteristik fisik PB2PL bekas pada uji ketahanan tarik PB2PL bekas dalam keadaan standar memiliki nilai ketahanan tarik pemakaian pertama 2,21 kgf/mm2, pemakaian kedua 2,16 kgf/mm2 dan pemakaian ketiga 1,65 kgf/mm2. PB2PL hanya layak digunakan dua kali reuse dengan ketentuan SNI 1924:2016 minimal ketahan tarik kertas kraft 1,96 kgf/mm2. PB2PL bekas setelah di-reuse dua kali ditampung dan dijual. Biaya hasil penjualan akan menambah pendapatan bagi perusahaan. PB2PL bekas dalam kondisi basah tidak memenuhi standar dengan nilai ketahanan tarik pemakaian pertama 0,51 kgf/mm2, pemakaian kedua 0,42 kgf/mm2 dan pemakaian ketiga 0,34 kgf/mm2 sehingga tidak dapat di-reuse. Uji sensoris pada PB2PL bekas reuse pertama memiliki warna yang baik dengan persentase nilai indeks skor 73,33% dan kenampakan layak (78,33%). Reuse kedua memiliki warna agak baik (55%) dan kenampakan agak layak (61,67%) dan reuse ketiga memiliki warna agak turun (43,33%) kenampakan agak tidak layak (43,33%). | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | Efisiensi biaya | en_US |
dc.subject | Quality Control Circle | en_US |
dc.subject | PDCA | en_US |
dc.subject | Reuse | en_US |
dc.title | Efisinsi Biaya dengan Sistem PDCA Menggunakan Metode Quality Control Circle (QCC) di PT.XYZ Kabupaten Sidoarjo | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Teknologi Industri Pertanian | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Winda Amilia, S.TP., M.Sc | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Andi Eko Wiyono, S.TP., M.P | en_US |
dc.identifier.validator | Arin | en_US |
dc.identifier.finalization | Finalisasi unggah file repository tanggal 22 Februari 2023_M. Arif Tarchimansyah | en_US |