Penggunaan Ekstrak Bawang putih (Allium sativum) Sebagai Larvasida Nabati Aedes aegypti
Abstract
Nyamuk Aedes aegypti adalah jenis vektor yang memiliki peranan besar dalam
menyebarkan penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) di seluruh dunia
termasuk di wilayah Indonesia. Tercatat pada tahun 2020 kasus DBD di Indonesia
mencapai angka 71.633 dengan jumlah kematian berjumlah 459 korban. Sebagai
upaya dalam memberantas nyamuk Aedes aegypti penggunaan larvasida kimia
juga memiliki berbagai dampak terhadap organisme hidup maupun lingkungan
sekitar. Oleh karena itu perlu diadakannya upaya yang tidak memberikan dampak
toksisitas tinggi pada organisme lain serta tidak merusak lingkungan. Salah satu
tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dan dipercaya sebagai larvasida nabati adalah
tumbuhan bawang putih. Bawang putih juga memiliki senyawa allicin yang mana
dapat digunakan sebagai larvasida.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Experiment atau bisa
diterjemahkan menjadi eksperimen sesungguhnya. Desain eksperimen yaitu
dengan menggunakan rancangan Posttest Only Control Group Design. Pada
desain penelitian ini terdapat 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol yang tidak
diberi perlakuan penambahan ekstrak bawang putih varietas kating (X0), dan
kelompok perlakuan yang diberi konsentrasi ekstrak bawang putih varietas kating
sebesar 4,5% (X1), 9% (X2) dan 13,5% (X3). Total pengulangan/ replikasi dari
empat perlakuan adalah 24 pengulangan/ replikasi.
Hasil dari penelitian ini adalah pada konsentrasi 0% (X0) tidak terdapat larva
Aedes aegypti yang mati karena tidak ada perlakuan apapun pada larva Aedes
aegypti. Pada konsentrasi 4,5% (X1) pemberian ekstrak bawang putih dalam
waktu pengamatan selama 4 jam mampu membunuh 92% larva Aedes aegypti.
Pada konsentrasi 9% (X2) pemberian ekstrak bawang putih dalam waktu
pengamatan selama 4 jam mampu membunuh 100% larva Aedes aegypti. Pada konsentrasi 13,5% (X3) pemberian ekstrak bawang putih dalam waktu
pengamatan 3 jam sudah mampu membunuh 100% larva Aedes aegypti. Hasil
penelitian juga diketahui seluruh waktu pengamatan memiliki nilai signifikansi
p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata kematian larva Aedes aegypti
pada setiap waktu pengamatan. Kesimpulan pada kematian larva Aedes aegypti
pada kelompok kontrol konsentrasi 0% (X0) pada seluruh waktu pengamatan
yaitu nol atau tidak ada larva yang mati. Pada kelompok perlakuan pertama
konsentrasi 4,5% (X1) saat pengamatan 4 jam belum mampu membunuh seluruh
larva Aedes aegypti dengan persentase total kematian sebesar 92%. Pada
kelompok perlakuan kedua konsentrasi 9% (X2) saat pengamatan 4 jam mampu
membunuh seluruh larva Aedes aegypti dengan persentase total kematian sebesar
100%. Pada kelompok perlakuan ketiga konsentrasi 13,5% (X3) saat pengamatan
3 jam sudah mampu membunuh seluruh larva Aedes aegypti dengan persentase
total kematian sebesar 100%. Terdapat perbedaan kematian larva Aedes aegypti
pada kelompok kontrol 0% (X0) dengan kelompok perlakuan ekstrak bawang
putih (Allium sativum) konsentrasi 4,5% (X1), 9% (X2) dan 13,5% (X3) terhadap
seluruh waktu pengamatan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam.
Ekstrak bawang putih sudah mampu dalam membunuh 100% larva uji Aedes
aegypti, namun terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan seperti
terdapat aroma dan warna air yang berubah pada saat menggunakan ekstrak
bawang putih. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian
lanjutan agar dapat menghilangkan ataupun mengurangi aroma serta warna yang
ditimbulkan pada saat menggunakan ekstrak bawang putih.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]