Major Burns After Lightning Strikes at Field: Case Report
Abstract
Trauma akibat petir atau lightning injuries dapat menimbulkan kerusakan multi organ seperti luka bakar, kerusakan telinga, dan sistem saraf. Luka bakar pada trauma ini dapat berupa luka linear atau flash burns, punctate burns, thermal injury, Lichtenburg figure, dan luka kombinasi yang umumnya dangkal dan lebih cepat sembuh. Kerusakan di telinga dapat berupa perforasi membran timpani, perdarahan, dan fraktur mikro di koklea. Gejala sisa yang muncul pada korban selamat dari trauma petir antara lain cedera otak permanen, sindrom nyeri kronis, neuropati perifer, hingga kebutaan. Kasus ini adalah Laki-laki, 20 tahun, pekerjaan petani, dibawa ke rumah sakit karena tersambar petir ketika bekerja di tengah sawah saat hujan deras. Pada anamnesis didapatkan keluhan nyeri, panas pada seluruh tubuh, dan penurunan pendengaran pada kedua telinganya. Pemeriksaan fisik menunjukkan kondisi umum dalam batas normal. Pemeriksaan status lokalis ditemukan luka bakar sebesar 31,5%, derajat 2a (partial thickness) pada bagian dada, punggung, anggota gerak atas dan bawah. Pemeriksaan telinga luar dan tengah tidak didapatkan kelainan. Prinsip penanganan mengacu pada penanganan luka bakar listrik dengan terapi awal berupa resusitasi cairan, evaluasi EKG, pemberian analgetik adekuat, dan perawatan luka. Penanganan fase lanjut berfokus pada perawatan luka bakar dan evaluasi gangguan pendengaran. Perawatan yang adekuat selama 9 hari menunjukkan luka mengalami epitelisasi sebesar 60% dari total luas luka dan tanpa ada keluhan lainnya. Kasus ini penting untuk dipelajari mengingat kondisi alam Indonesia yang memungkinkan untuk timbulnya petir terutama pada musim hujan sehingga petir merupakan salah satu ancaman bagi para petani sebagai bagian dari komunitas agroindustrial.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7302]