Hubungan Aktivitas Fisik dengan Risiko Ulkus Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang dapat
berakibat pada kematian diseluruh dunia. Komplikasi yang menimbulkan dampak
paling besar pada penderita Diabetes Melitus (DM) tipe 2 yaitu permasalahan
pada kaki yang dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian jika tidak
dilakukan pencegahan sejak penderita terdiagnosa diabetes melitus. Penyebab
munculnya luka dikarenakan sebagai akibat dari polineuropati yang
bermanifestasi klinis dengan munculnya penurunan sensasi tekanan pada kulit,
getaran, dan hilangnya refleks lutut pada kaki penderita. Hal ini merupakan
penyebab utama munculnya luka dengan prevalensi 75%-90% pada penderita
DM. Aktivitas fisik dengan latihan jasmani otot-otot kaki berkontraksi secara
terus menerus dan terjadi kompresi pembuluh darah maka dapat mengaktifkan
pompa vena. Aliran darah yang lancar akan mempermudah nutrien masuk ke sel
selanjutnya yang dapat memperbaiki fungsi saraf dan menghindari timbulnya
neuropati dengan demikian latihan fisik merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap pencegahan risiko terjadinya ulkus kaki diabetik. Tujuan penelitian ini
yaitu menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan risiko ulkus kaki diabetik
pasien DM Tipe 2 di Poli Interna RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross-sectional. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling.
Sampel dihitung dengan G*power dan diperoleh sampel sebesar 84 orang. Kriteria
inklusi pada penelitian ini pada pasien DM yang berusia 20-79 tahun dengan lama
menderita DM ≥5 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Physical
Activity Quesionnaire (GPAQ) dan Lembar observasi inlow’s 60-second Diabetic
Foot Screen Tool. Analisis statistik yang digunakan adalah Spearmen-rank
dengan signifikan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas fisik pasien DM Tipe 2 paling
banyak dalam kategori aktivitas fisik sedang sebanyak 47 orang (56,0%). Hasil
risiko ulkus kaki diabetik paling banyak memiliki nilai median yaitu 18 dengan
nilai minimal 6 dan nilai maksimal 25 dari total skor 25. Diharapkan melakukan
skrining setiap 3 bulan sekali. Hasil analisa data menggunakan uji Spearmen-rank
yang mendapatkan hasil p value = 0,001 dan r = -0,77 yang berarti terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko ulkus kaki diabetik di Poli Interna
RSD dr. Soebandi Jember dengan kekuatan kuat dan arah hubungan negatif.
Peningkatan aktivitas fisik dapat menjaga kestabilan kadar glukosa darah
untuk pasien DM. Pada pasien DM Tipe 2, aktivitas fisik dapat meningkatkan
sirkulasi darah terutama pada bagian kaki. Semakin tinggi tingkat aktivitas fisik
pasien diabetes melitus maka semakin rendah terjadinya risiko ulkus kaki
diabetik. Hidup aktif secara fisik bagi pasien DM tipe 2 dapat menjadi hal yang
positif untuk dapat meningkatkan glukosa oleh sel-sel tubuh sehingga hal ini
dapat mengurangi terjadinya risiko ulkus kaki diabetik. Aktivitas fisik yang
semakin tinggi maka semakin rendah terjadinya risiko ulkus kaki diabetik
Dari penjelasan yang diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara aktivitas fisik dengan risiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM Tipe 2 di
Poli Interna RSD dr. Soebandi Jember. Dimana hubungan tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi aktivitas fisiknya maka semakin rendah terjadinya risiko
ulkus kaki diabetik. Sebagai seorang tenaga kesehatan, perawat diharapkan dapat
memberikan edukasi tentang aktivitas fisik bagi pasien DM Tipe 2 sehingga pada
pelayanan kesehatan juga perawat yang memeriksa dapat melakukan screening
awal risiko ulkus kaki diabetik untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]