dc.description.abstract | Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pada bidang perkebunan, seperti komoditi tembakau. Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra produksi tembakau dengan 3.977 ton tembakau jenis kasturi. Nilai yang besar tersebut menunjukkan potensi dalam upaya “Diversifikasi Produk Tanaman”. Daun tembakau memiliki senyawa aktif seperti golongan fenol dan alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antiseptik karena dapat merusak komponen sel mikroorganisme. Ekstrak daun tembakau dalam sediaan gel hand sanitizer telah terbukti memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli pada konsentrasi minimal 0,25%. Gel hand sanitizer adalah produk antiseptik yang difungsikan untuk membersihkan tangan dan disukai karena praktis, memiliki sensasi cooling serta cepat kering jika dibandingkan sabun cuci tangan. Saat ini mayoritas produk hand sanitizer komersial mengandung bahan sintetik yang apabila digunakan secara berlebih akan menimbulkan terjadinya iritasi kulit. Untuk membuat produk hand sanitizer yang aman bagi kulit digunakan berbagai senyawa kimia sebagai bahan penyusun, diantaranya adalah CMC-Na dan gliserin. CMC-Na berperan sebagai gelling agent dan gliserin memiliki peran sebagai vehicle. CMC-Na sebagai gelling agent memiliki keunggulan mampu menciptakan sediaan yang lebih stabil serta penampilan gel yang lebih jernih dan tidak lengket. Gliserin sebagai vehicle merupakan media inert yang digunakan sebagai pelarut atau pengencer pada formula agar tercipta sediaan yang stabil. Guna mendapatkan kolaborasi yang baik pada CMC-Na dan gliserin dalam sediaan gel hand sanitizer formula optimum mendorong dilakukannya penelitian menggunakan metode Simplex Lattice Design.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formula optimum pada sediaan gel hand sanitizer dengan variasi perbandingan konsentrasi CMC-Na dan gliserin menggunakan Simplex Lattice Design (SLD) serta untuk mengetahui pengaruh dari variasi perbandingan konsentrasi CMC-Na dan gliserin terhadap karakteristik fisik, kimia, dan mikrobiologis pada hasil formula optimum sediaan gel hand sanitizer. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium dengan dua faktor yaitu variasi konsentrasi CMC-Na dan gliserin. Parameter yang diamati pada ekstrak daun tembakau berupa organoleptik, kadar air, pH, dan kandungan flavonoid. Untuk memilih formula optimum dilakukan pengamatan terhadap parameter fisik berupa pH, viskositas, daya lekat, dan daya sebar. Formula optimum terpilih ditunjang dengan pengamatan homogenitas, uji stabilitas, kadar flavonoid total, uji antibakteri, dan uji daya antiseptik. Analisis hasil pengamatan dilakukan secara deskriptif dan statistik menggunakan simplex lattice design dan ANOVA.
Melalui penelitian ini diperoleh hasil bahwa ekstrak daun tembakau sebagai bahan aktif dalam gel hand sanitizer memiliki kadar air 29,05%, pH 5,6 serta positif mengandung flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan variasi perbandingan konsentrasi CMC-Na dan gliserin pada gel hand sanitizer berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan ditunjukkan melalui uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% (α ≤ 0,05). Berdasarkan nilai desirability yang ditunjang dengan uji One Sample T-Test diperoleh tiga formula optimum yakni Formula 1 (0,912), Formula 4 (0,457), dan Formula 5 (0,653). Pada uji penunjang formula optimum diketahui CMC-Na memiliki pengaruh paling dominan terhadap karakteristik fisik (homogenitas), kimia (kadar flavonoid total) dan mikrobiologis (antibakteri dan daya antiseptik). Sedangkan, gliserin memiliki pengaruh paling dominan terhadap stabilitas viskositas produk. Formula 1 memiliki nilai pergeseran viskositas sebesar 3,25%, kadar flavonoid total 0,128 mg/g, zona hambat 1,33 mm dan sebaran koloni 226,67 koloni/g. Formula 4 memiliki nilai pergeseran viskositas sebesar 9,76%, kadar flavonoid total 0,88 mg/g, zona hambat 3,43 mm dan sebaran koloni 142,33 koloni/g. Formula 5 memiliki nilai pergeseran viskositas sebesar 3,29%, kadar flavonoid total 0,158 mg/g, zona hambat 1,67 mm dan sebaran koloni 211,67 koloni/g. | en_US |