Pengaruh Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum basillicum) dengan Seftazidim terhadap Pseudomonas aeruginosa
Abstract
Manusia sehari- harinya hidup berdampingan dengan mikroorganisme,
salah satunya bakteri. Apabila bakteri melekat pada host yang memiliki sistem
pertahanan tubuh yang lemah dia akan berkembang dan bersifat patogenik
penyebab terjadinya infeksi. Salah satu bakteri yang saprofit dan bersifat patogenik
bila imunitas host lemah yaitu Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini sering
menyebabkan infeksi nosokomial pada pasien rawat inap rumah sakit, pasien luka
bakar bakar, dan pasien dengan terapi imunosuppresan. Terapi utama infeksi
bakteri ini adalah seftasidim golongan sefalosporin generasi tiga yang memiliki
spektrum yang luas dan bersifat bakteriasid. Akan tetapi penggunaan
monoterapinya dapat menyebabkan resisten antibiotik sehingga dilakukan
kombinasi dua antibiotik.
Terapi kombinasi digunakan untuk memperluas spektrum dari antimikroba,
mengurangi toksisitas karena dosis penggunaan menggurangi dosis penggunaan
dan memperoleh aktivitas antimikroba yang sinergis. Selain pilihan kombinasi
antibiotik sudah banyak jurnal penelitian yang menggembangkan kombinasi
antibiotik dengan minyak atsiri yang memiliki komponen senyawa antibakteri.
Salah satu penelitian menyebutkan kombinasi imipenem dan minyak atsiri kemangi
dapat berpotensi pada bakteri P. aeruginosa dan S. aureus. Berdasarkan latar
belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji kombinasi minyak atsiri
kemangi (Ocimum basilicum) dan seftazidim terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Pengujian dilakukan menggunakan metode mikrodilusi untuk mencari nilai
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan nilai Konsentrasi Hambar Fraksional
Indeksi (KHFI).
Pada uji antibakteri ini ada 2 macam perlakuan yaitu tunggal dan kombinasi.
Beberapa konsentrasi yang digunakan pada minyak atsiri kemangi yaitu 10, 5, 2,5,
1,25, 0,6, 0,3, dan 0,15 mg/mL. Konsentrasi seftazidim yang digunakan 0,02, 0,01,
0,005, 0,0025, 0,00125, 0,0006, dan 0,0003 mg/mL dengan tiga replikasi. Larutan
uji yang telah dimasukkan dalam micropalte 96 wells di inkubasi selama 24 jam
dalam inkubator 37oC selanjutnya diukur absorbansi pada microplate reader di
panjang gelombang 595 nm. Selanjutnya dicari persen pertumbuhan dari sampel
untuk dibandingkan dengan kontrol media pertumbuhan menggunakan analisis One
Way Anova dan ditentukan KHM dari perlakuan tunggal dan kombinasi.
Dari hasil uji diperoleh nilai KHM dari tunggal minyak atsiri kemangi 5
mg/mL, tunggal seftazidim 0,0006mg/mL, dan kombinasi minyak atsiri kemangi
dan seftazidim yaitu 0,15mg/mL / 0,0006mg/mL. Nilai KHFI sebesar 1,03 yang
artinya aktivitas kombinasi bersifat indifferent. Hal ini memperlihatkan bahwa
penggunaan kombinasi menimbulkan efek farmakologi sebagai antibakteri tidak
lebih baik dibanding dengan penggunaan terapi tunggal seftazidim dan minyak
atsiri kemangi. Hal ini diduga karena minyak atsiri kemangi dan seftazidim yang
memiliki target kerja yang sama yaitu membran sel dari bakteri tidak dapat bekerja
sama dengan baik atau memiliki mekanisme kerja yang berbeda.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]