Show simple item record

dc.contributor.authorSYAFITRI, Hasnia Ika
dc.date.accessioned2022-10-10T02:05:05Z
dc.date.available2022-10-10T02:05:05Z
dc.date.issued2021-07-25
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109880
dc.description.abstractManusia sehari- harinya hidup berdampingan dengan mikroorganisme, salah satunya bakteri. Apabila bakteri melekat pada host yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang lemah dia akan berkembang dan bersifat patogenik penyebab terjadinya infeksi. Salah satu bakteri yang saprofit dan bersifat patogenik bila imunitas host lemah yaitu Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini sering menyebabkan infeksi nosokomial pada pasien rawat inap rumah sakit, pasien luka bakar bakar, dan pasien dengan terapi imunosuppresan. Terapi utama infeksi bakteri ini adalah seftasidim golongan sefalosporin generasi tiga yang memiliki spektrum yang luas dan bersifat bakteriasid. Akan tetapi penggunaan monoterapinya dapat menyebabkan resisten antibiotik sehingga dilakukan kombinasi dua antibiotik. Terapi kombinasi digunakan untuk memperluas spektrum dari antimikroba, mengurangi toksisitas karena dosis penggunaan menggurangi dosis penggunaan dan memperoleh aktivitas antimikroba yang sinergis. Selain pilihan kombinasi antibiotik sudah banyak jurnal penelitian yang menggembangkan kombinasi antibiotik dengan minyak atsiri yang memiliki komponen senyawa antibakteri. Salah satu penelitian menyebutkan kombinasi imipenem dan minyak atsiri kemangi dapat berpotensi pada bakteri P. aeruginosa dan S. aureus. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji kombinasi minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum) dan seftazidim terhadap Pseudomonas aeruginosa. Pengujian dilakukan menggunakan metode mikrodilusi untuk mencari nilai Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan nilai Konsentrasi Hambar Fraksional Indeksi (KHFI). Pada uji antibakteri ini ada 2 macam perlakuan yaitu tunggal dan kombinasi. Beberapa konsentrasi yang digunakan pada minyak atsiri kemangi yaitu 10, 5, 2,5, 1,25, 0,6, 0,3, dan 0,15 mg/mL. Konsentrasi seftazidim yang digunakan 0,02, 0,01, 0,005, 0,0025, 0,00125, 0,0006, dan 0,0003 mg/mL dengan tiga replikasi. Larutan uji yang telah dimasukkan dalam micropalte 96 wells di inkubasi selama 24 jam dalam inkubator 37oC selanjutnya diukur absorbansi pada microplate reader di panjang gelombang 595 nm. Selanjutnya dicari persen pertumbuhan dari sampel untuk dibandingkan dengan kontrol media pertumbuhan menggunakan analisis One Way Anova dan ditentukan KHM dari perlakuan tunggal dan kombinasi. Dari hasil uji diperoleh nilai KHM dari tunggal minyak atsiri kemangi 5 mg/mL, tunggal seftazidim 0,0006mg/mL, dan kombinasi minyak atsiri kemangi dan seftazidim yaitu 0,15mg/mL / 0,0006mg/mL. Nilai KHFI sebesar 1,03 yang artinya aktivitas kombinasi bersifat indifferent. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan kombinasi menimbulkan efek farmakologi sebagai antibakteri tidak lebih baik dibanding dengan penggunaan terapi tunggal seftazidim dan minyak atsiri kemangi. Hal ini diduga karena minyak atsiri kemangi dan seftazidim yang memiliki target kerja yang sama yaitu membran sel dari bakteri tidak dapat bekerja sama dengan baik atau memiliki mekanisme kerja yang berbeda.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Apt. Bawon Triatmoko, S.Farm., M.S Dosen Pembimbing Anggota : Apt. Indah Yulia N, S.Farm., M.Farm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectMINYAK ATSIRI KEMANGIen_US
dc.subjectSEFTAZIDIMen_US
dc.titlePengaruh Kombinasi Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum basillicum) dengan Seftazidim terhadap Pseudomonas aeruginosaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.validatorValidasi unggah file repository_M. Arif Tarchimansyahen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 10 Oktober 2022_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record