Pengaruh Media Tanam dan Waktu Perendaman Umbi pada Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Allium Ascalonicum L. secara Hidroponik
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang berpotensi untuk dikembangan karena termasuk salah satu
komoditas unggulan. Kebutuhan akan bawang merah pada masyarakat sangat
tinggi, namun diluar musim tanam harga bawang merah melonjak naik karena
ketersediaan yang sedikit. Upaya dalam memenuhi kebutuhan bawang merah saat
ini dengan melakukan budidaya secara hidroponik yang dapat dilakukan kapan
saja dan dinilai cukup efektif serta efisien untuk mendapatkan hasil yang
berkualitas. Penambahan ZPT pada budidaya akan meningkatkan kualitas hasil
panen. Air kelapa merupakan salah satu ZPT alami yang mengandung senyawa
auksin, sitokinin, asam amino, vitamin dan mineral.
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan selesai,
bertempat di green house KRPL Desa Kayen, Pacitan. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan, faktor
pertama yaitu jenis media tanam yang terdiri dari 3 taraf yaitu cocopeat, arang
sekam dan serbuk kayu dan faktor kedua perendaman yang terdiri dari 4 taraf.
Terdapat 12 kombinasi dan masing-masing terdapat 3 ulangan sehingga ada 36
satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun,
jumlah umbi per rumpun, diamater umbi, berat segar, dan berat setelah
penjemuran. Berdasarkan hasil penelitian media tanam (M) menunjukkan
pengaruh berbeda nyata pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah
dan menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel diameter umbi. Waktu
perendaman umbi (P) menunjukkan pengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman
dan diameter umbi, pengaruh nyata pada jumlah daun. Interaksi antara media
tanam dan waktu perendaman (M x P) pada semua variabel pengamatan
menunjukkan hasil pengaruh tidak nyata.
Pengunaan media tanam cocopeat (M1) memiliki rata-rata tertinggi
terhadap tinggi tanaman yaitu 51,17 cm, sedangkan perendaman umbi pada air
kelapa selama 2,5 jam (P2) menunjukkan hasil rata-rata paling tinggi yaitu 53,22
cm terhadap tinggi tanaman. Hasil rata-rata kombinasi perlakuan antara media
tanam dan waktu perendaman umbi menunjukkan pada perlakuan media tanam
cocopeat dan waktu perendaman 2,5 jam (M1P2) memiliki rata-rata jumlah daun
tertinggi yaitu 39 helai, dan rata terendah pada perlakuan M3P3 yaitu 21,67 helai.
Rata-rata tertinggi diameter umbi pada kombinasi media cocopeat dan
perendaman 2,5 jam (M1P2) yaitu 3,2 cm dan rata-rata terendah pada perlakuan
media arang sekan dan waktu perendaman 1,5 jam (M3P1) yaitu 2 cm. Rata-rata
tertinggi berat segar umbi terdapat pada kombinasi perlakuan cocopeat dan
perendaman umbi selama 1,5 jam (M1P1) sebesar 109,0 gram dan rata-rata paling
rendah terdapat pada perlakuan media tanam serbuk kayu dan tanpa perendaman
umbi (M3P0) yaitu 62,33 gram.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media tanam
cocopeat memberikan hasil rata-rata paling tinggi terhadap tinggi tanaman, jumlah
daun dan berat segar umbi, sedangkan media arang sekam memiliki rata-rata
paling tinggi pada diameter umbi. Waktu perendaman umbi pada air kelapa
selama 2,5 jam memberikan pengaruh paling baik terhadap hasil tinggi tanaman,
jumlah daun dan diameter umbi dengan rata-rata tertinggi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4426]