Hubungan Gejala Pernapasan dan Faktor Psikologis dengan Kualitas Tidur pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
Abstract
Gangguan tidur sering terjadi pada pasien dengan PPOK. Survei besar yang
dilakukan di Amerika Utara dan juga Eropa didapatkan hasil bahwa sekitar 40%
dari pasien PPOK mengalami masalah atau gangguan tidur pada malam hari.
Gangguan tidur pada waktu tidur yang dialami oleh pasien PPOK dapat
menyebabkan menurunnya kualitas tidur. Pada penelitian dengan menggunakan
kuesioner Pittsburgh didapatkan bahwa sekitar 73% pasien dengan PPOK memiliki
kualitas tidur yang buruk. Pasien PPOK umumnya mengeluhkan derajat sesak
napas yang cenderung bertambah berat sehingga menimbukan kecemasan dan
depresi yang meningkat, kemungkinan disebabkan oleh faktor psikologis atau
psikopatologis yang mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengatasi
penyakitnya. Kecemasan dan depresi telah terbukti mempunyai dampak negatif
pada kualitas tidur pasien PPOK. Depresi dan cemas pada PPOK dapat
menyebabkan efek sistemik seperti keterbatasan fisik, penurunan fungsi paru,
meningkatkan risiko eksaserbasi sehingga dapat menurunkan kualitas hidup Maka
dari itu perlu dilakukan penelitian terhadap gangguan tidur, ansietas dan juga
depresi pada pasien PPOK untuk mengetahui mengenai kualitas tidur pada pasien
PPOK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gejala pernapasan
dan faktor psikologis dengan kualitas tidur pada pasien PPOK di RSD dr.Soebandi
Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain
penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK yang
melakukan rawat jalan tahun 2021 di Poli paru RSD dr.Soebandi Kabupaten
Jember. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 107
sampel dengan teknik Quota Sampling. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas di antaranya karakteristik individu, gejala
pernafasan dan faktor psikologis pasien PPOK di RSD dr.Soebandi Kabupaten
Jember. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tidur pasien PPOK di
RSD dr.Soebandi Kabupaten Jember. Teknik analisis data yang digunakan adalah
uji univariat, bivariat (chi square) dengan α = 0,05 (5%).
Berdasarkan uji univariat didapatkan hasil pasien PPOK rawat jalan di RSD
dr.Soebandi Kabupaten Jember yang menjadi responden dalam penelitian ini
sebagian besar merupakan manula berusia lebih dari 65 tahun, sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki dan merupakan perokok aktif dengan lama merokok
paling banyak sekitar 0-24 tahun. Sebagian besar responden menderita PPOK
selama 1-2 tahun dan sebagian besar responden memiliki riwayat penyakit penyerta
dengan jenis penyakit penyerta terbanyak adalah diabetes dan hipertensi. Mayoritas
responden merasakan gejala sesak napas pada Derajat 2 dan 3. Berdasarkan gejala
batuk mayoritas mengalami batuk sedang dan berat. Berdasarkan faktor psikologis
mayoritas berada pada tingkat kecemasan dan depresi ringan hingga sedang.
Kualitas tidur responden mayoritas memiliki kualitas tidur buruk.
Hasil uji bivariat didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara hubungan
gejala pernapasan dengan kualitas tidur dengan nilai odds ratio (OR ) untuk sesak
napas yakni pada derajat 2 sebesar 5,156 (1,344-19,779), dan nilai OR variabel
batuk didapatkan untuk batuk sedang sebesar 5,425 (1,985-14,829). Hal ini berarti
semakin tinggi gejala pernapasan yang dialami maka semakin rendah kualitas
tidurnya. Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan faktor psikologis dengan
kualitas tidur Jember didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara hubungan
faktor psikologis dengan kualitas tidur, dengan nilai OR kecemasan dan kualitas
tidur didapatkan pada untuk kecemasan ringan sebesar 37,333 (8,420-165,534) dan
kecemasan sedang sebesar 81,667 (15,286-436,301) dan nilai OR untuk depresi dan
kualitas tidur didapatkan pada depresi ringan sebesar 83,692 (10,347-676,950).
Bagi penderita PPOK diharapkan melakukan pemeriksaan dan program
rehabilitasi pada pelayanan kesehatan sehingga dapat mengurangi gejala yang
dirasakan dan perlu pemeriksaan psikologis untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas tidur dan juga kualitas hidup pasien PPOK. Bagi RSD dr.Soebandi diharapkan dapat meningkatkan pelayanan serta dapat membuat program
rehabilitasi dalam menaggulangi keluhan gejala pernapasan dan psikologis pasien
PPOK sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien PPOK. Program
yang dapat diterapkan dapat dengan melakukan latihan pernapasan ataupun dengan
penerapan breathing training dan juga pemeriksaan psikologis dan pendampingan
konseling pada pasien PPOK. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan
sebagai informasi tambahan terkait PPOK.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]