Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Suku Osing dan Jawa melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Desa Wonosobo Banyuwangi
Abstract
Pemberdayaan perempuan memiliki peranan yang penting dalam pembangun.
Mewujudkan pemberdayaan bagi perempuan salah satunya yaitu program
Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Dengan adanya pemberdayaan tersebut
masyarakat terutama ibu-ibu dapat mengalami perubahan pada tingkat
pengetahuan, sikap, dan peningkatan kesejahteraan. Kegiatan Pekarangan Pangan
Lestari (P2L) merupakan kegiatan pemberdayaan dengan kegiatan budidaya
berbagai komoditas tanaman, dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang tidak
produktif maupun lahan sempit di sekitar rumah maupun lahan kosong yang tidak
produktif untuk di kembangkan rumah bibit, demplot, pertanaman, dan pasca panen
serta pemasaran. Dengan demikian masyarakat di Desa Wonosobo Kabupaten
Banyuwangi telah menerapkan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) melalui
kelembagaan Kelompok Wanita Tani Sri Tanjung. Melalui kegiatan Pekarangan
Pangan Lestari (P2L) anggota kelompok dapat memenuhi kebutuhan sayuran untuk
dikonsumsi sehari-hari.
Pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh KWT Sri Tanjung
berhubungan dengan tradisi karena Desa Wonosobo sangat menjunjung nilai-nilai
adat. Modal Sosial dalam hubungan budaya sangat berkorelasi. Norma sosial,
jaringan sosial, dan kepercayaan menempati faktor utama dalam tradisi. Ritual
bersih desa memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam ritual,
meskipun perempuan selalu ditempatkan pada ranah domestik. Budaya di Desa
Wonosobo memberikan akses kepada perempuan untuk menjadi ajen atau
pemimpin dalam tradisi mocoan atau pembacaan kitab lontar. Zaman modernisasi
terjadi perubahan pada adat ritual bersih desa, terdapat beberapa pertujukan seperti
jaranan,musikan dan lain sebagainya. Ider bumi merupakan bagian dari budaya
Osing, namun dalam kegiatannya terdapat campuran budaya Jawa didalamnya.
Namun tidak menjadi permasalahan yang serius sebab kedua budaya tersebut saling
berdampingan. Dalam proses pemberdayaan didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL) yang turut melakukan pendampingan dalam proses kegiatan. Peran penyuluh
sangat penting untuk mendampingi KWT Sri Tanjung yang rata-rata sebagai ibu
rumah tangga untuk memiliki kemampuan dibidang pertanian. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang minim menjadi salah satu faktor kegiatan tidak berjalan
dengan lancar, sehingga peranan penyuluh sangat diperlukan. Melakukan kegiatan
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) tidak terlepas pada konsep modal sosial untuk
memperkuat kelembagaan dan untuk meningkatkan kemajuan pada kegiatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kegiatan P2L
sebagai program optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan berbasis sumber daya
lokal, dengan upaya program Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani melalui
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Desa Wonosobo Kecamatan Srono Kabupaten
Banyuwangi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Untuk penentuan informan menggunakan
Purposive Sampling serta pengumpulan data dilakukan melalui tahap observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan untuk analisis data yaitu melalui
kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil dari penelitian ini adalah kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
dilaksanakan oleh KWT Sri Tanjung di Desa Wonosobo Banyuwangi. Hasil dari
kegiatan tersebut anggota kelompok dapat memenuhi ketersediaan aneka sayuran
maupun tanaman toga, keterjangkauan aksesibilitas pangan, serta pemanfaatan
pangan. Pemanfaatan pangan pasca panen dilakukan oleh KWT Sri Tanjung yaitu
pada produksi jamu instan yang sudah dipasarkan. Kegiatan dari KWT Sri Tanjung
didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam proses kegiatan serta
didukung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi
melalui bantuan dan pelatihan budidaya jahe. Pendampingan tersebut juga
dilakukan pada pihak swasta sehingga KWT Sri Tanjung memiliki jaringan sosial
untuk memperoleh informasi yang luas dari pihak luar untuk mengembangkan
kegiatan.