Hubungan Jumlah Trombosit dan Kadar CRP (C-reactive Protein) pada Pasien COVID-19 sdi Kabupaten Jember
Abstract
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit pernapasan
akut yang disebabkan oleh virus RNA rantai tunggal dengan selubung yaitu SARSCoV-2. COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China yang menginfeksi
manusia dan telah menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. COVID-19
memiliki gejala seperti batuk kering, demam, dan sesak napas pada sebagian besar
pasien. Pada pasien COVID-19 ditemukan pemeriksaan biomarker laboratorium
klinis yaitu penurunan jumlah trombosit dan peningkatan C-reactive Protein
(CRP). Jumlah trombosit menurun disebut sebagai trombositopenia yaitu apabila
jumlah trombosit ditemukan kurang dari 150 x 109
/L dalam darah. Penurunan
jumlah trombosit pada pasien COVID-19 secara progresif dan signifikan dikaitkan
dengan peningkatan mortalitas. CRP adalah protein inflamasi akut yang
memainkan peran penting dalam proses inflamasi dan respon host terhadap infeksi.
Kadar normal CRP di dalam darah yaitu kurang dari 10 mg/L, namun pada keadaan
inflamasi CRP meningkat lebih dari 10 mg/L dalam 6 hingga 8 jam dan
memberikan puncak tertinggi pada 48 jam sejak onset penyakit. CRP telah
ditemukan sebagai biomarker penting yang berubah secara signifikan pada pasien
COVID-19. Kadar CRP yang lebih tinggi dilaporkan berkorelasi dengan prognosis
yang lebih buruk pada penyakit apa pun dimana CRP diukur. Penelitian mengenai
hubungan CRP dengan perubahan jumlah trombosit pada pasien terkonfirmasi
positif COVID-19 masih jarang dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan jumlah trombosit dan CRP pada pasien
COVID-19 di daerah Jember.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional melalui analisis data sekunder. Sample pada penelitian
ini adalah pasien yang terinfeksi COVID-19 di RSD dr. Soebandi dan RS Perkebunan Jember Klinik dengan menggunakan sumber data sekunder yang
diperoleh dari rekam medis pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling. Data tesebut kemudian dilakukan screening sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dan didapatkan hasil akhir sejumlah
30 data pasien terkonfirmasi COVID-19. Kemudian selanjutnya data tersebut
dianalisis dengan uji statistik Pearson untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
jumlah trombosit dan CRP pada pasien COVID-19.
Analisis data hubungan jumlah trombosit dan kadar CRP pada pasien
COVID-19, ditemukan terdistribusi normal yaitu jumlah trombosit didapatkan pvalue = 0,219 dan CRP dengan p-value = 0,072 (p-value > 0,05) serta terdapat
hubungan yang linear antar variabel dengan p-value = 0,283 > 0,05. Dari hasil uji
statistik pearson, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif antara
jumlah trombosit dan kadar CRP pada pasien COVID-19 di Kabupaten Jember
dengan p-value = 0,00 < 0,05 dan memiliki derajat korelasi kuat dengan nilai
koefisien korelasi sebesar -0,733. Hal ini bermakna bahwa semakin menurun
jumlah trombosit, maka semakin meningkat kadar CRP pada pasien COVID-19 di
Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]