dc.description.abstract | Kualitas air irigasi memiliki peran penting dalam kegiatan bercocok tanam.
Hal ini sama dengan air irigasi di Saluran Sekunder Sukorejo yang digunakan oleh
petani untuk kegiatan bercocok tanam. Tanaman pertanian dapat menghasilkan
produk unggul dengan dilakukan pengukuran terhadap kualitas air irigasi,
penerapan yang dilakukan menggunakan metode irrigation water quality index
(IWQI), ruang lingkup metode mengenai masalah salinitas dan alkalinitas dari air
irigasi yang mengalir ke tanah. Masalah salinitas dan alkalinitas menyebabkan
terhambatnya proses pertumbuhan tanaman, kemudian dapat menyebabkan tanah
pada lahan pertanian menjadi kedap air dan laju infiltrasi rendah. Parameter yang diukur meliputi daya hantar listrik (DHL), natrium (Na+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-) dan sodium adsorption ratio (SAR). Pengukuran permeabilitas tanah juga
dilakukan untuk mengetahui laju infiltrasi. Penerapan metode IWQI bertujuan
dalam menentukan jenis tanaman dengan kriteria toleransi relatif terhadap garam.
Dari hasil penelitian kualitas air irigasi pada Saluran Sekunder Sukorejo memiliki
nilai IWQI 61,54, direkomendasikan untuk menggunakan air dalam jumlah sedang,
ditujukan untuk tanaman dengan kemampuan toleransi pada kadar garam sedang,
sedangkan tanah direkomendasikan memiliki tingkat permeabilitas sedang sampai
tinggi. Meningkatkan kualitas air irigasi dapat dilakukan dengan metode
fitoremediasi pada saluran tersier, bertujuan menurunkan kandungan bikarbonat,
sedangkan untuk meningkatkan laju infiltrasi dilakukan pemberian bahan
amelioran seperti kompos, pupuk kandang dan humus pada lahan pertanian.
Rekomendasi jenis tanaman sesuai nilai IWQI penelitian meliputi jagung, kedelai,
gandum, padi (varietas unggul mekongga dan ciherang), tomat, kubis, tembakau,
sawi, seledri, selada, pepaya, nanas, labu, kacang tanah, mentimun, brokoli, tomat,
kol, terong, bayam, kentang, semangka, lobak. | en_US |