Show simple item record

dc.contributor.authorHARWOTO, Wahyu Rizki
dc.date.accessioned2022-07-15T08:56:16Z
dc.date.available2022-07-15T08:56:16Z
dc.date.issued2021-07-09
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108469
dc.descriptionValidasi unggah file repositori_Ratna Sari Finalisasi unggah file repositori tanggal 15 Juli 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractTanaman tebu adalah komoditas unggulan di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk produksi bahan pokok masyarakat yaitu Gula Kristal Putih (GKP). PG Kebon Agung (PGKA) menjadi salah satu pabrik pengolahan GKP yang berlokasi di Kabupaten Malang. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tebunya, PG Kebon Agung menyuplai dari sebagian Tebu Sendiri (TS) dan selebihnya didominasi Tebu Rakyat (TR). Hubungan antara petani sebagai pemilik TR dengan pabrik gula dapat diketahui berdasarkan perpindahan produknya. Pilihan pertama adalah hubungan kemitraan Sistem Bagi Hasil (SBH) menggunakan skema bagi hasil dari penjualan lelang gula. Pilihan lainnya adalah Sistem Penjualan Terputus (SPT) dengan skema transaksi jual-beli putus yang menggunakan ukuran bobot tebu. Pemerintah mulai berupaya untuk menetapkan SPT sebagai pengganti kemitraan SBH melalui suatu regulasi. Berdasarkan pada kondisi tersebut, peneliti berminat untuk mendalaminya. Penelitian ini bertujuan : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam memilih kemitraan SBH dan SPT; (2) Menganalisis tingkat pendapatan usahatani kemitraan SBH dan SPT (3) Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani kemitraan SBH dan SPT. Metode penelitian menggunakan analitik dan komparatif. Metode penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive, menentukan Kecamatan Kedungkandang dengan pertimbangan bagian dari wilayah kerja PGKA. Selanjutnya data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data melalui wawancara, survei, dan kajian dokumen. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi logistik, analisis pendapatan, dan uji t independen untuk membandingkan pada tingkat pendapatannya.Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan petani untuk bermitra SBH adalah jarak lahan menuju PGKA, sumber modal utama, dan persepsi waktu pencairan. Sedangkan usia, pendidikan, pengalaman, luas lahan, kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) tidak berpengaruh signifikan; (2) Rerata pendapatan usahatani kemitraan SBH sebesar Rp. 22.081.075/Ha, maupun SPT sebesar Rp.12.599.512/Ha berada pada tingkat yang menguntungkan; (3) Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antara usahatani SBH dan SPT sejumlah Rp.9.481.563,40/Ha.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : M. Rondhi, S.P., M.P., Ph.Den_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectTebuen_US
dc.subjectKemitraan Bagi Hasil (SBH)en_US
dc.subjectSistem Pembelian Terputus (SPT)en_US
dc.titleAnalisis Komparatif Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat Kemitraan Bagi Hasil (SBH) dan Sistem Pembelian Terputus (SPT) di Wilayah Kerja PGKAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record