Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL Berbantuan Simulasi PhET pada Materi Termodinamika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Abstract
Perangkat pembelajaran pada pembelajaran fisika menjadi hal yang krusial
dan diperhatikan. Kompetensi inti pada kurikulum 2013 menuntut pelaksanaan
pembelajaran fisika menekankan pada pendekatan saintifik. Salah satu model
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti kurikulum 2013 adalah model
PBL. Prinsip pembelajaran PBL yaitu memberikan suatu permasalahan pada
pembelajaran yang sering ditemui dalam kehidupan sehari – hari. Kemampuan
berpikir kritis ialah proses berpikir yang sanggup diterima secara akal, rasional dan
bertanggung jawab. Seiring dengan berkembangnya zaman, kemampuan berpikir
kritis sangat diperlukan. Namun pada keadaan yang sebenarnya kebiasaan untuk
berpikir kritis belum diterapkan di banyak sekolah. Metode konvensional atau
ceramah masih sering digunakan oleh guru pada pembelajaran fisika yang
cenderung membuat siswa menjadi bosan dan kurang memperhatikan disaat guru
sedang menjelaskan. Termodinamika adalah salah satu materi yang sulit karena
konsepnya yang abstrak, sulit divisualisasikan, dan kompleks. Salah satu upaya
untuk lebih memahami termodinamika adalah menggunakan simulasi PhET.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas, efektifitas, dan
respon siswa terhadap pengembangan perangkat pembelajaran model PBL
berbantuan simulasi PhET pada materi termodinamika untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siwa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau R&D. Model
pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Penelitian yang dilakukan
di SMA Negeri 1 Gambiran ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA yaitu XI MIPA
4 dan XI MIPA 5 semester genap tahun ajaran 2020/2021. Tahap awal yang
dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan, kurikulum, dan karakteristik siswa
melalui wawancara kepada guru fisika SMA Negeri 1 Gambiran. Tahap yang kedua peneliti melakukan perancanagan perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS, dan
Soal dengan kemampuan berpikir kritis. Tahap ketiga yang dilakukan adalah
pengembangan dengan melakukan validasi, revisi, dan uji terbatas. Tahap keempat
adalah mengimplementasikan pada pembelajaran fisika. Tahap yang terakhir adalah
melakukan evalusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan peneliti baik digunakan pada pembelajaran fisika. Hal ini dibuktikan
dari hasil validasi RPP dengan skor rata – rata 4,00, hasil validasi LKS sebesar 4,03,
dan hasil validasi soal dengan kemampuan berpikir kritis sebesar 4,09. Kemudian
pada uji terbatas pada kelas XI MIPA 5 nilai efektifitas sebesar 56,93% dengan rata
- rata respon siswa sebesar 3,8. Selain itu nilai efektifitas pada kelas XI MIPA
sebesar 55,69% dengan rata – rata respon siswa sebesar 3,92.
Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil dan analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) Validitas RPP yang dikembangkan
menurut validator ahli dan validator pengguna mendapat skor rata – rata sebesar
4,00 dan klasifikasi kevalidannya baik. Kemudian, validitas LKS mendapat skor
rata – rata sebesar 4,03 dengan klasifikasi kevalidan baik. Sedangkan soal dengan
kemampuan berpikir kritis mendapat skor rata – rata sebesar 4,09 dengan klsafikasi
kevalidan baik. Sehingga, perangkat pembelajaran model PBL berbantuan simulasi
PhET pada materi Termodinamika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa klasifikasi kevalidannya baik. (2) Efektifitas pengembangan perangkat
pembelajaran model PBL berbantuan simulasi PhET pada materi Termodinamika
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada uji terbatas N-gain
score sebesar 56,93% sedangkan pada kelas XI MIPA 4 sebesar 55,69%. Kedua
nilai tersebut masuk kategori sedang, sehingga secara umum perangkat
pembelajaran ini cukup efektif digunakan. (3) Pengembangan perangkat
pembelajaran model PBL berbantuan simulasi PhET pada materi Termodinamika
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa mendapatkan respon positif
dari siswa. Pada uji terbatas rata – rata sebesar 3,8 sedangkan pada kelas XI MIPA
4 sebesar 3,92. Kedua nilai tersebut masuk pada klasifikasi baik. Sehingga, secara
umum perangkat pembelajaran ini baik digunakan pada pembelajaran.