• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Potensi Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz.) terhadap Penurunan Jumlah Sel Radang Kronis pada Hati Tikus Model Periodontitis

    Thumbnail
    View/Open
    SOFINATUR ROHIBAH_18-102_FKG.pdf (3.292Mb)
    Date
    2022-04-13
    Author
    ROHIBAH, Sofinatur
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Periodontitis merupakan keradangan jaringan pendukung gigi dengan prevalensi yang masih tinggi di Indonesia. Selain itu, periodontitis mempunyai potensi yang besar sebagai pemicu kelainan sistemik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa periodontitis dapat memicu penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan metabolik. Periodontitis sebagai faktor resiko kelainan sistemik dihubungkan dengan kemampuan penetrasi dan penyebaran bakteri periodontal patogen dan produknya ke sirkulasi sistemik. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) merupakan salah satu periodontal patogen yang paling sering dikaitkan dengan kelainan sistemik. P. gingivalis dan produknya akan menginvasi pembuluh darah jaringan periodontal kemudian beredar dalam sirkulasi sistemik dan mencapai organ-organ lain, salah satunya hati. P. gingivalis dan produknya yang terbawa sirkulasi sistemik dan masuk ke hati akan memicu proses inflamasi dan menyebabkan infiltrasi sel radang. Sumber dan jumlah bakteri yang persisten dalam menyebabkan bakteremia serta inflamasi secara terus menerus pada akhirnya mampu menyebabkan cedera hati kronis. Cedera hati kronis yang terus berlanjut dan tanpa penyembuhan dapat mengarah pada kondisi sirosis hati atau hepatoma yang diawali dengan fibrosis hati. Inflamasi hati yang dipicu periodontal patogen perlu dikendalikan terkait hubungannya dengan percepatan cedera hati sehingga perlu dilakukan pencegahan inflamasi sistemik dengan melakukan perawatan periodontitis. Perawatan periodontitis dapat dilakukan dengan terapi antibiotik dan antiinflamasi. Salah satu tanaman yang memiliki potensi antibakteri dan antiinflamasi adalah daun singkong. Ekstrak daun singkong diketahui dapat memberikan efek antibakteri dan antiinflamasi, sehingga kemungkinan dapat menurunkan jumlah sel radang kronis pada hati tikus model periodontitis. Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Ekstrak daun singkong dibuat dengan metode maserasi. Tikus model periodontitis diinduksi P.gingivalis pada distobukal dan distolingual gigi molar pertama kiri bawah selama 14 hari setiap 3 hari sekali. Hasil hitung jumlah sel radang kronis, limfosit dan makrofag menunjukan adanya pola yang sama, yaitu jumlah yang tertinggi terdapat pada kelompok kontrol negatif, sedangkan jumlah terendah terdapat pada kelompok baseline. Jumlah sel radang kronis pada kelompok kontrol positif dan kelompok ekstrak lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol negatif. Pada kelompok kontrol negatif (periodontitis) jumlah sel radang kronis paling tinggi. Hal ini kemungkinan karena infeksi bakteri P.gingivalis sebagai etiologi utama periodontitis telah menyebar melalui peredaran darah sistemik dan mencapai hati sehingga memicu inflamasi dan infiltrasi sel radang di hati. Kelompok baseline (tanpa perlakuan) memiliki jumlah sel radang kronis paling sedikit. Hal ini dikarenakan kelompok baseline tidak terpapar oleh infeksi, selain itu adanya sel radang menunjukkan bahwa dalam keadaan normal sel radang tetap ada sebagai sistem pertahanan tubuh. Kelompok ekstrak daun singkong memiliki jumlah sel radang kronis lebih rendah daripada kelompok kontrol negatif namun lebih tinggi daripada kelompok positif. Hal ini kemungkinan karena ekstrak daun singkong memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antibakteri dan antiinflamasi sehingga mampu menurunkan jumlah sel radang kronis saat terjadi inflamasi. Kelompok kontrol positif memiliki jumlah sel radang kronis paling sedikit diantara kelompok perlakuan. Hal ini kemungkinan karena penggunaan metronidazole secara sistemik selama 7 hari mampu bekerja efektif dalam membunuh bakteri dan meregulasi sistem imun melalui proses inflamasi.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108342
    Collections
    • UT-Faculty of Dentistry [2108]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository