Pola Asuh Orang Tua Terhadap Status Gizi Kurang Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Karangduren Kabupaten Jember
Abstract
Pola asuh dalam praktik pemberian makan yaitu mengajarkan kepada anak
untuk memakan makanan yang telah disediakan orang tua. Pola asuh berisiko
terhadap status gizi kurang pada anak balita. Pola asuh orang tua digolongkan dalam
dua aspek demandingness dan responsiveness. Tinggi rendahnya aspek
demandingness dan responsiveness menentukan tipe pola asuh yaitu demokratis,
otoriter, permisif, dan pengabaian. Pola asuh yang kurang baik dalam memberikan
makanan pada fase awal di seribu hari pertama kehidupan anak memengaruhi
asupan gizi anak balita. Kabupaten Jember, tepatnya wilayah kerja puskesmas
Karangduren memiliki prevalensi tertinggi pada status gizi kurang yaitu sebesar
18,88%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang
tua dalam pemberian makan terhadap status gizi kurang pada balita.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Karangduren.
Populasi dalam penelitian ini sejumlah 93 dengan sampel sebanyak 48 yang
menyebar di lima desa di wilayah kerja puskesmas Karangduren yaitu Desa
Karangduren, Desa Karangsemanding, Desa Curahlele, Desa Gumelar, dan Desa
Tutul. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling yang
selanjutnya dilakukan simple random sampling. Pengumpulan data berupa
wawancara dengan adaptasi dan modifikasi dari kuesioner pola asuh pemberian
makan atau parenting feeding style questonnaire (PFSQ), dokumentasi, dan
pengukuran berat badan balita. Analisis data menggunakan analisis univariat,
analisis bivariat dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat usia responden sebagian besar (60,4%) berusia 26-
45 tahun dengan kategori dewasa, tingkat pendidikan responden sebagian besar (64,6%) berada pada tingkat dasar (SD, SMP), status sosial ekonomi responden
dilihat dari Upah Minimum Kerja yang dihasilkan selama satu bulan yaitu sebagian
besar (66,67%) pendapatannya ≤UMK. Pola asuh dilihat dari aspek demandingness
dan responsiveness menunjukkan bahwa responden sebagian besar (60,4%)
memiliki aspek demandingness tinggi dan sebagian besar (64,6%) memiliki aspek
responsiveness tinggi. Tipe pola asuh orang tua dalam pemberian makan yaitu
sebanyak 24 responden (50%) tipe pola asuhnya permisif. Pola asuh permisif adalah
pola asuh berdasarkan aspek demandingness rendah dan responsiveness inggi. Pola
asuh responden sebagian besar (60,4%) kurang baik. Hasil analisis bivariat
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan pola asuh orang tua,
sedangkan tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi memiliki hubungan
terhadap pola asuh orang tua. Analisis multivariat dengan regresi logistik
didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat
pendidikan terhadap pola asuh orang tua dalam pemberian makan di wilayah kerja
puskesmas Karangduren.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu bagi Dinas
Kesehatan yaitu meningkatkan program lintas sektoral yaitu pendidikan dan
ekonomi dalam menangani masalah status gizi anak dan ibu. Saran bagi puskesmas
meningkatkan program KIE dengan cara pembinaan dan pelatihan pada bidan serta
kader. Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu penelitian kuantitatif dapat dilanjutkan
dengan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pola asuh orang tua
dalam pemberian makan dan dapat menggunakan metode case control. Penelitian
ini dapat dilanjutkan dengan metode kualitatif dengan indept interview untuk
mengetahui lebih dalam alasan perubahan pola asuh orang tua dalam pemberian
makan
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]