Faktor Risiko Generalized Anxiety Disorder Pada Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo Selama Pandemi COVID-19
Abstract
Berdasarkan hasil survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Indoneia sebanyak 65% pengguna swaperiksa mengalami Generalized Anxiety
Disorder (GAD) selama pandemi covid-19. Diketahui jika kelompok yang paling
banyak mengalami GAD selama pandemi covid-19 adalah tenaga kesehatan.
Banyaknya tekanan yang dialami oleh tenaga kesehatan dapat memicu GAD dan
depresi selama pandemi covid-19. Tekanan tersebut berupa beban kerja yang
berlebihan dengan protokol kesehatan yang ketat, kontak langsung dengan pasien
positif covid-19, kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), pasien yang
menyembunyikan riwayat medis, informasi hoax yang beredar luas, dan stigma
sosial. GAD yang berlanjut terus menerus dapat menurunkan performa kerja.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menggali lebih lanjut faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya GAD pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Elizabeth
Situbondo selama pandemi covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Elizabeth Situbondo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga
kesehatan di rumah sakit tersebut yang menangani pasien atau bertemu pasien
secara langsung sebanyak 100 orang. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik cluster sampling. Penelitian ini menggunakan uji chi square
dan relative risk untuk mengetahui hubungan dan risiko paparan antara jenis
kelamin, usia, unit kerja, status pernikahan, masa kerja, ketersediaan APD,
dukungan sosial dengan kejadian GAD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin, status pernikahan, unit
kerja, masa kerja, ketersediaan APD, status vaksinasi, dan dukungan sosial tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian GAD secara statistik. Akan
tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian GAD secara
statistik (p=0,028). Diketahui bahwa usia ≤30 tahun menjadi faktor protektif
terhadap kejadian GAD. Responden yang berusia ≤30 tahun memiliki risiko 0,267
kali untuk mengalami GAD.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah adanya
skrining kesehatan jiwa secara rutin bagi tenaga kesehatan dan pembagian shift
kerja dengan mempertimbangkan faktor usia. Selain itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut yang menelti faktor lain seperti riwayat gangguan jiwa,
pendidikan terakhir, intensitas terpapar informasi covid-19, jumlah anak, riwayat
keluarga mengidap covid-19, pendapatan selama covid-19, efikasi diri, saturasi
oksigen tenaga kesehatan frontline, lingkungan kerja dengan kejadian GAD.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]