Show simple item record

dc.contributor.authorBUHAR, Siti Qurrotul Ainy
dc.date.accessioned2022-07-11T06:38:14Z
dc.date.available2022-07-11T06:38:14Z
dc.date.issued2021-07-29
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108284
dc.descriptionValidasi unggah file repositori_Arini Finalisasi unggah file repositori tanggal 11 Juli 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractBerdasarkan hasil survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indoneia sebanyak 65% pengguna swaperiksa mengalami Generalized Anxiety Disorder (GAD) selama pandemi covid-19. Diketahui jika kelompok yang paling banyak mengalami GAD selama pandemi covid-19 adalah tenaga kesehatan. Banyaknya tekanan yang dialami oleh tenaga kesehatan dapat memicu GAD dan depresi selama pandemi covid-19. Tekanan tersebut berupa beban kerja yang berlebihan dengan protokol kesehatan yang ketat, kontak langsung dengan pasien positif covid-19, kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), pasien yang menyembunyikan riwayat medis, informasi hoax yang beredar luas, dan stigma sosial. GAD yang berlanjut terus menerus dapat menurunkan performa kerja. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menggali lebih lanjut faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya GAD pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo selama pandemi covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut yang menangani pasien atau bertemu pasien secara langsung sebanyak 100 orang. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan relative risk untuk mengetahui hubungan dan risiko paparan antara jenis kelamin, usia, unit kerja, status pernikahan, masa kerja, ketersediaan APD, dukungan sosial dengan kejadian GAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin, status pernikahan, unit kerja, masa kerja, ketersediaan APD, status vaksinasi, dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian GAD secara statistik. Akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian GAD secara statistik (p=0,028). Diketahui bahwa usia ≤30 tahun menjadi faktor protektif terhadap kejadian GAD. Responden yang berusia ≤30 tahun memiliki risiko 0,267 kali untuk mengalami GAD. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah adanya skrining kesehatan jiwa secara rutin bagi tenaga kesehatan dan pembagian shift kerja dengan mempertimbangkan faktor usia. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang menelti faktor lain seperti riwayat gangguan jiwa, pendidikan terakhir, intensitas terpapar informasi covid-19, jumlah anak, riwayat keluarga mengidap covid-19, pendapatan selama covid-19, efikasi diri, saturasi oksigen tenaga kesehatan frontline, lingkungan kerja dengan kejadian GAD.en_US
dc.description.sponsorshipIrma Prasetyowati S.KM., M.Kes (Dosen Pembimbing) Arina Mufida Ersanti, S.KM., M.Epid. (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectRisiko Generalized Anxietyen_US
dc.subjectTenaga Kesehatanen_US
dc.titleFaktor Risiko Generalized Anxiety Disorder Pada Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo Selama Pandemi COVID-19en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record