Hubungan Kelelahan Kerja dan Stres Kerja pada Juru Parkir Kabupaten Jember
Abstract
Stres dapat terjadi pada setiap individu/manusia dan pada setiap waktu,
karena stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat
dihindarkan. Manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu
menyesuaikan antara keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang
ada di dalam maupun di luar dirinya.. Salah satu pekerjaan yang dapat
menimbulakn stress yaitu menjadi juru parkir. Stres kerja disebabkan oleh faktor
psikososial dan faktor individu. Dampak dari stres kerja dapat menyebabkan kurang
berhati-hati selama bekerja, membatasi kemampuan untuk melakukan pekerjaan,
menyebabkan rasa kekhawatiran berlebih dari pimpinan, kepuasan kerja yang
rendah, tingkat emosional negatif yang dapat berdampak negatif pada keluarga
maupun lingkungan kerja, tingkat performasi dan produktivitas yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor psikososial
dengan stres kerja pada juru parkir Kabupaten Jember. Stres kerja adalah
ketidakmampuan pekerja untuk menghadapi tuntutan tugas yang berkibat
ketidaknyamanan dalam bekerja. Stres dapat menyerang siapa saja terutama pada
pekerjaan yang tidak dinamis atau tidak banyak bergerak seperti juru parkir.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancang bangun cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh juru parkir Kabupaten Jember
sebanyak 113 responden. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
pengisian angket kelelahan kerja yang akan dihubungkan dengan stres kerja
menggunakan kuesioner IFRC yang diadopsi dari Jepang dan angket life event scale
untuk mengetahui gejala-gejala stres kerja. Pengolahan data terdiri dari editing,
coding, pemberian skor dan tabulasi. Teknik penyajian data dalam penelitian ini
adalah dengan teks dan tabel. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square dan spearman dengan α=0,05 untuk melihat
hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini pada faktor individu sebagai berikut: sebagian besar
responden memiliki umur 25-40 tahun dengan persentase sebesar 60,2 % memiliki
masa kerja 1-5 tahun dengan 6 – 10 tahun sama besar dengan persentase sebesar
35% dan berstatus sudah menikah dengan persentase sebesar 90,3%. Selanjutnya
untuk stres kerja sebagian besar responden mengalami stres kerja ringan dengan
persentase sebesar 70,9% namun ada beberapa responden yang mengalami stres
kerja berat dengan peresentase sebesar 7,3%. Berdasarkan hasil uji chi square dan
spearman dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa faktor yang
berhubungan dengan stres kerja pada juru parker Kabupaten Jember adalah umur
(p-value=0,0001) status pernikahan (p-value=0,0001) dan masa kerja (p value=0,0001). Faktor yang tidak berhubungan dengan stres kerja adalah kelelahan
kerja (p-value=0,185).
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah bagi
perusahaan meningkatkan intensitas kunjungan ke tiap sektor, melakukan
pengukuran stres kerja secara berkala kepada juru parkir, memperhatikan
kesejahteraan upah/gaji yang diterima juru parkir. Bagi pekerja mengatur jam
istirahat dengan baik dan lebih terbuka kepada atasan. Bagi peneliti selanjutnya
meneliti faktor-faktor lain seperti tingkat kesejahteraan, faktor fisik dan faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi stres pada juru parkir, memkombinasikan
antara alat ukur subjektif dengan objektif ketika melakukan pengukuran.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]