Kadar Protein Daging Paha Ayam Broiler Akibat Pemberian Pakan Yang Dicampur Hidrolisat Ikan Dengan Variasi Konsentrasi Dan Lama Pemberian Pakan
Abstract
Ayam broiler merupakan salah satu jenis ternak unggas yang banyak
dikembangkan di Indonesia dan sebagai penyumbang terbesar protein hewani asal
ternak. Ayam broiler memiliki kecepatan tumbuh pesat dalam waktu yang singkat
sehingga dapat dijadikan usaha yang sangat potensial serta mendukung pemenuhan
gizi masyarakat (Riduwan dan Febri, 2020). Daging merupakan produk utama dari
pemeliharaan ayam broiler. Daging ayam memiliki peranan cukup penting dalam
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat
lain seperti lemak, mineral dan vitamin yang penting untuk kelancaran proses
metabolisme didalam tubuh. Daging ayam yang baik merupakan daging yang
memiliki nilai gizi berupa protein yang tinggi. Protein merupakan komponen
penting bagi makhluk hidup yang dapat berfungsi sebagai sumber energi dan
pengganti komponen bagian tubuh yang rusak (Al Awwaly, 2017). Kandungan
protein dalam daging yang tinggi disebabkan karena terdapat asam amino yang
mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Kualitas kimia daging dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah pakan ayam. Kualitas kimia daging menurun
disebabkan menurunnya daya cerna protein dan beberapa asam amino. Penyebab
utama penurunan penyerapan protein dalam pencernaan ayam adalah kualitas pakan
terutama protein yang terkandung (Tabiri et al., 2000). Salah satu suplemen yang
dapat digunakan sebagai campuran pakan adalah hidrolisat ikan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi
hidrolisat ikan yang ditambahkan dan lama pemberian pakan terhadap perubahan
kadar protein daging paha ayam broiler. Konsentrasi hidrolisat ikan yang
digunakan sebesar 0; 1,0; 1,5; dan 2,0%, sedangkan lama pemberian pakan
dilakukan selama 16 hari dan 21 hari. Pakan yang dicampur hidrolisat ikan diberikan pada ayam sejak berumur 15 hari dan pengambilan sampel ayam
broiler dilakukan pada saat ayam berumur 30 dan 35 hari yang dilakukan secara
acak dengan sistematik random sampling yakni menyembelih 6 ekor ayam untuk
setiap variasi konsentrasi dan lama pemberian pakan. Penentuan kadar protein
daging paha ayam dilakukan dengan analisis kadar N total menggunakan metode
kjehdal. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistika Analysis of Variance
(ANOVA) two ways dan uji lanjut Least Significant Different (LSD) untuk
mengetahui signifikasi perubahan kadar protein.
Kadar protein daging paha ayam broiler mengalami perubahan akibat
pencampuran hidrolisat ikan pada pakan. Kadar protein daging paha ayam broiler
semakin tinggi seiring dengan konsentrasi hidrolisat ikan yang ditambahkan dan
lama pemberian pakan. Kadar protein daging paha tanpa penambahan hidrolisat
ikan (konsentrasi 0%) pada lama pemberian pakan 16 hari sebesar 18,36%
mengalami peningkatan setelah penambahan hidrolisat ikan menjadi 19,18% pada
konsentrasi 1%, konsentrasi 1,5% menjadi 20,12%, dan konsentrasi 2,0% menjadi
21,12%. Kadar protein pada lama pemberian pakan 21 hari juga mengalami
peningkatan dari 18,58% pada konsentrasi 0% meningkat pada konsentrasi 1,0%;
1,5% dan 2,0% secara berturut turut yaitu sebesar 20,19, 21,35 dan 22,13%.
Analisis statistik two-ways anova menunjukkan variasi konsentrasi hidrolisat ikan
dan lama pemberian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar protein
daging paha ayam broiler. Uji LSD variasi konsentrasi menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara konsentrasi 0; 1,0; 1,5 dan 2%. Konsentrasi 0%
berbeda signifikan terhadap konsentrasi 1,0 %, konsentrasi 1% berbeda signifikan
terhadap konsentrasi 1,5% dan konsentrasi 1,5% berbeda signifikan terhadap
konsentrasi 2,0%. Uji LSD variasi lama pemberian menunjukkan perbedaan
signifikan antara lama pemberian pakan 16 hari dan 21 hari.