Show simple item record

dc.contributor.authorYULIANTI, Atika
dc.date.accessioned2022-06-28T01:18:39Z
dc.date.available2022-06-28T01:18:39Z
dc.date.issued2021-07-22
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107872
dc.description.abstractSabun merupakan sediaan pembersih yang terbentuk dari asam lemak dan basa alkali. Berbagai jenis dan bentuk sabun telah beredar yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sabun cair banyak digemari masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis sabun lainnya. Munculnya tren baru back to nature mengakibatkan pergeseran perkembangan produk kosmetik, khususnya sabun, ke arah natural product (Duraisanny et al, 2011). Sediaan sabun yang tengah dikembangkan adalah memanfaatkan bahan alam sebagai bahan baku utama dan bahan tambahan untuk menggantikan bahan-bahan sintetik, seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan triclosan. Banyak bahan alam yang memiliki potensi namun belum dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah biji kelor. Menurut Rahayu (2011), biji kelor memiliki kandungan senyawa sekunder seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, penambahan ekstrak biji kelor dalam pembuatan sabun cair akan mempengaruhi karakteristiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi penambahan ekstrak biji kelor terhadap aktivitas antibakteri, karakteristik fisik, kimia serta organoleptik dan untuk mengetahui rekomendasi sabun cair terbaik dari perlakuan variasi penambahan ekstrak biji kelor. Penelitian ini menggunakan beberapa parameter pengujian, antara lain, uji aktivitas antibakteri, uji bobot jenis, uji viskositas, uji daya busa, uji stabilitas busa, uji pH, uji kadar alkali bebas, dan uji organoleptik. Penentuan rekomendasi sabun terbaik dilakukan dengan metode uji indeks efektivitas (De Garmo). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun cair dengan variasi penambahan ekstrak biji kelor memiliki daya antibakteri yang kuat dengan rata-rata diameter zona hambatnya adalah 11,33 – 19,17 mm dan zona hambat terbesar adalah sabun dengan penambahan 7% ekstrak biji kelor; hasil analisis menggunakan metode ANOVA menunjukkan bahwa penambahan variasi ekstrak biji kelor mempengaruhi parameter uji kadar alkali bebas, viskositas, bobot jenis, dan aktivitas antibakteri; rekomendasi sabun cair terbaik dilakukan dengan metode Uji Indeks Efektivitas dengan melibatkan parameter viskositas dan antibakteri. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu sabun cair dengan penambahan 7% ekstrak biji kelor merupakan sabun cair terbaik dengan karakteristik zona hambat bakteri sebesar 19,17 mm, bobot jenis 1,066 g/ml, viskositas 1,983 cP, nilai pH 10,53, daya busa sebesar 5,63 cm, stabilitas busa sebesar 94,64%, dan kadar alkali bebas sebesar 0,023%.en_US
dc.description.sponsorshipAndrew Setiawan Rusdianto, S. TP., M. Si. ; Dosen Pembimbingen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectSABUN CAIRen_US
dc.subjectEKSTRAK BIJI KELORen_US
dc.subjectMORINGA OLEIFERA L.en_US
dc.titleKarakteristik Sabun Cair dengan Variasi Penambahan Ekstrak Biji Kelor (Moringa Oleifera L.)en_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.validatorTaufik 7 November


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record