Show simple item record

dc.contributor.authorHANDOKO, Naufal Nashrullah
dc.date.accessioned2022-06-27T15:27:38Z
dc.date.available2022-06-27T15:27:38Z
dc.date.issued2021-05-01
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107586
dc.description.abstractMycorrhiza merupakan hubungan simbiotik antara fungi dan akar tanaman. Salah satu simbion fungi mikoriza dengan membentuk bagian arbuskul di dalam jaringan korteks pada akar tanaman disebut Arbuscular Mycorrhiza (AM). Bentuk simbiotiknya fungi akan memperoleh karbohidrat dan vitamin dari tanaman, sedangkan tanaman meningkatkan toleransinya terhadap kekeringan, suhu tinggi, kemasaman tinggi. Penggunaan lahan merupakan hasil aktivitas manusia pada sebidang lahan yang berbeda dan dipengaruhi oleh kondisi fisik alamnya. Asembagus merupakan daerah yang mana lahannya termasuk lahan kering, sehingga mempengaruhi penggunaan lahan didalamnya. Oleh sebab itu, perlu adanya kegiatan eksplorasi fungi AM di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Kegiatan eksplorasi fungi Arbuscular Mycorrhiza (AM) bertujuan untuk mengetahui jenis fungi AM, sebarannya pada berbagai penggunaan lahan, pengaruh integrasi jenis tanah, kelas lereng, dan penggunaan lahan terhadap variabel penelitian, serta hubungan pH, P-Tersedia, dan Tesktur tanah terhadap persentatase kolonisasi dan populasi spora. Penelitian dimulai dengan mentukan titik pengambilan pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Metode tersebut dalam berbentuk pembuatan peta kerja, dengan cara overlay peta jenis tanah, kelas lereng, dan penggunaan lahan. Hasil overlay membentuk tujuh SPL dan selanjutnya ditentukan tiga titik sampel per SPL yang searah dengan arah kelerengan. Sampel yang diambil berupa tanah dan akar tanaman. Setiap pengamblan contoh tanah dilakukan pada kedalaman 0—30 cm. Analisis laboratarium bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat fisik, kimia tanah, dan fungi AM. Variabel yang diamati antara lain; pH, P-tersedia (metode Olsen), tekstur tanah (metode Pipet), morfologi spora, dan populasi spora (metode Wheat and Sieving), dan persentase kolonisasi fungi Arbuscular Mycorrhiza. Data morfologi spora dikelompokan sesuai genus menurut kunci Redecker, et all (2013). Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara deskriptif sesuai dengan penggunaan lahan. Selain itu, variabel lainnya dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (0,05) dan korelasi regresi menggunakan metode Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga genus fungi Arbuscular Mycorrhiza (AM) meliputi; Glomus sp, Accaulospora sp, dan Gigaspora sp. Sebaran genus fungi Arbuscular Mycorrhiza pada setiap penggunaan lahan dari tinggi ke rendah berturut-turut adalah; Hutan (Glomus sp 73,6%, Accaulospora sp. 24,9%, Gigaspora sp. 1,4%), Tegalan (Glomus sp 65,2%, Accaulospora sp. 33,3%, Gigaspora sp. 1,5%); Perkebunan (Glomus sp 52,8%, Accaulospora sp. 43,8%, Gigaspora sp. 3,5%); serta Glomus sp merupakan genus fungi AM yang paling dominan di setiap penggunaan lahan. Persentase kolonisasi, populasi spora, dan persentase setiap fraksi tanah dipengaruhi oleh integrasi setiap jenis tanah, kelas lereng, dan penggunaan lahan; sedangkan lainnya sangat dipengaruhi. Selain itu, Terdapat hubungan dengan tingkat sedang antara pH terhdap populasi spora (r = 0,5) dengan arah berbanding terbalik, persentase fraksi debu terhadap persentase kolonisasi (r = 0,44) dengan arah berbanding terbalik, dan persentase fraksi pasir terhadap populasi spora (r = 0,44) dengan arah berbanding lurus; Sedangkan, hubungan dengan tingkat kuat antara P-tersedia terhadap persentase kolonisasi (r = 0,61) dengan arah berbanding lurus.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Skripsi : Dr. Ir. Bambang Hermiyanto, M.Pen_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectArbuscular Mycorrhiza (Am)en_US
dc.titleEkplorasi Fungi Arbuscular Mycorrrhiza (Am) Pada Berbagai Penggunaan Lahan Di Asembagus, Situbondoen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record